Suara.com - Kisah Pilu Pasien Covid-19, Sebut Perlakukan Oknum Lebih Menyakitkan dari Sakitnya
Salah seorang pasien sembuh infeksi Covid-19 asal Payakumbuh, Sumatera Barat bernama Desmon, menceritakan kisah pilu saat dirinya berjuang sembuh dan melakukan isolasi mandiri di rumah.
Kata lelaki berusia 67 tahun tersebut, ia merasakan pengalaman menyakitkan karena tindakan oknum masyarakat kepada dirinya.
"Biasanya orang itu dekat dengan saya, sekarang malah membuang muka. Hal ini lebih menyakitkan saya dari pada rasa sakit Covid-19 itu sendiri," katanya di Payakumbuh, Sabtu (16/5/2020) seperti yang Suara.com lansir di Antara.
Baca Juga: Keracunan Makanan: Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan
Padahal, kata dia, seperti yang sering disampaikan oleh pemerintah bahwa terjangkit Covid-19 bukan lah aib. Sehingga masyarakat tidak perlu melakukan hal-hal yang membuat pasien tambah sakit.
"Kami yang terdampak ini seharusnya mendapatkan dukungan moral dari masyarakat, bukan dikucilkan," ujarnya.
Untuk itu, Desmon berharap masyarakat Indonesia tidak lagi memperlakukan pasien positif Covid-19 seperti orang yang memiliki aib.
Selama sakit dan melakukan isolasi mandiri, Desmon mengaku pola makannya diatur oleh pihak keluarga yang dibantu tenaga kesehatan. Setiap hari, dirinya juga terus mengonsumsi aneka macam vitamin.
"Selain keluarga, saya juga terus dipantau oleh petugas kesehatan Puskesmas, pagi, siang, malam saya terus dihubungi oleh petugas kesehatan. Menanyakan perkembangan dan lainnya," sebutnya.
Baca Juga: Dihujat Warganet, Tagar #IndiraKalistha Makin Trending
Hal senada juga disampaikan pasien sembuh lainnya Dedi Irwan (53), Ia menyebutkan dirinya terus mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan imun tubuh.
"Saya juga mengkonsumsi madu, herbal, vitamin, minyak zaitun, air zam-zam dan hal lainnya," ujarnya.
Salah satu yang terpenting, kata dia, pasien positif Covid-19 harus senantiasa menjaga hati danpikiran dalam keadaan nyaman dan tenang.
"Berprasangka baik dan jadikan ini sebagai waktu untuk memperbaiki diri. Dan jangan lupa terus mengikuti anjuran dari pemerintah," sebutnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz juga mengimbau agar masyarakat tidak mengucilkan pasien positif yang telah sembuh dan tidak merusak suasana hati pasien positif yang tengah berjuang untuk sembuh.
"Ini bukan aib, setelah pasien dinyatakan sembuh berarti memang pasien itu sudah sembuh. Karena kami menyatakan sembuh bukan sembarangan saja," kata dia didampingi Kepala Dinas Kesehatan Bakhrizal.
Ia mengatakan petugas medis akan menyatakan pasien tersebut sembuh setelah melakukan dua hasil uji swab pasien tersebut negatif.
"Sebenarnya dari hasil tracing kita ada empat yang sembuh, namun satu tercatat pasien di Agam dan satu lagi di Limapuluh Kota," ujarnya.