Suara.com - Dear Bunda, Ini Tips Akur dengan Anak Saat Pandemi Ala Shahnaz Haque
Akibat masa karantina selama pandemi Covid-19, orangtua menjadi 24 jam bertemu dengan anak. Hal itu tentu membuat pekerjaan orangtua, khususnya ibu, bertambah banyak karena harus membantu anak-anaknya menyiapkan sekolah dari rumah.
Tuntutan pekerjaan semakin banyak, terkadang membuat ibu stres dan menjadi cepat marah. Menurut, Pemerhati Pendidikan Anak Shahnaz Haque masa karantina ini harusnya bisa menjadi momen menambah kedekatan orangtua dengan anak.
Sehingga saat membantu anak belajar dari rumah, orangtua harus menghadapinya dengan hati dan pikiran.
Baca Juga: Orangtua, Yuk Pelajari Gaya Penyerapan Informasi Pada Anak!
"Kenapa bunda stres sering teriak-teriak kalau marah? Karena kita tidak sadar teriak karena hati kita jauh dengan anak," kata Shahnaz dalam siaran langsung Parent Fest Dancow, Jumat (15/5/2020).
Shahnaz menjelaskan bahwa saat bertemu anak bukan hanya perlu menyiapkan fisik tapi juga hati untuk mendekatkan sambung rasa dengan hati anak. Hal itu bisa dibangun dengan melakukan aktivitas bersama dengan anak.
"Bentuk kebiasan baru yang baik misal membaca, bernyanyi, bercerita, mendongeng, olahraga bersama. Kalau mereka dikasih kesempatan untuk lakukan kebiasaan baik yang baru akan membuat anak punya kemampuan yang baru," saran Shahnaz.
Menata ulang barang-barang di rumah juga bisa jadi aktivitas bersama dengan anak. Selain melatih bonding, kegiatan itu juga sekaligus membereskan rumah agar lebih rapi.
Jika memiliki anak balita, Shahnaz menyarankan agar relakan satu sisi dinding di kamar anak untuk dicorat-coret. Hal itu bisa menjadi ruang anak berkreasi dan melatih motoriknya.
Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, Bonding yang Baik Bisa Tingkatkan Imunitas Anak
"Berkreasi dengan keahlian baru sama seperti menciptakan yang baru. Ini waktunya bagaimana mereka menciptakan sesuatu," ucapnya.
Tak kalah penting yaitu kualitas obrolan saat berkumpul. Meski berada dalam satu rumah, jangan sampai masing-masing anggota keluarga hanya sibuk dengan ponselnya masing-masing. Shahnaz mengingatkan, jangan sampai bentuk komunikasi orangtua dengan anak hanya sebatas memerintah, menasihati, atau memarahi.
"Jangan berharap komunikasi dengan anak baik hingga dewasa jika saat mereka kecil komunikasi yang terjalin hanya memerintah, memarahi, menasihati," katanya.