Pakar WHO Maria Van Kerkhove, mengatakan pada Jumat (15/5/2020) bahwa tautan sindrom peradangan langka tersebut dengan Covid-19 belum jelas. Sebab beberapa anak dengan sindrom tersebut belum dites positif terkena virus corona.
"Kita perlu memahami apakah sindrom ini terkait dengan Covid-19 atau tidak," katanya.
"Kita perlu semua negara waspada untuk ini," tambah Van Kerkhove.
Sementara itu direktur kedaruratan WHO, Michael Ryan mengatakan bahwa meskipun sindrom tersebut terkait dengan Covid-19, mungkin tidak disebabkan oleh virus corona itu sendiri.
Baca Juga: Anies Belanja Lahan untuk RTH di Tengah Pandemi, Ketua DPRD: Saya Kaget
"Yang belum kita ketahui adalah apakah hal-hal langka yang terjadi itu terkait langsung dengan virus atau dari respon kekebalan terhadap virus," katanya.
Dia juga menekankan bahwa sindrom yang berdampak pada anak-anak tampaknya sangat langka.
"Itu tidak berarti bahwa penyakit ini berubah pada anak-anak," katanya.
"Maksudnya adalah bahwa ketika Anda mendapatkan sejumlah besar anak-anak dengan penyakit ini, Anda akan melihat kejadian yang sangat jarang terjadi," tambah Ryan.
Baca Juga: Link Streaming & Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Hari Ini, Sabtu 16 Mei 2020