Canggih Peneliti MIT dan Harvard Buat Masker yang Bisa Deteksi Virus Corona

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 16 Mei 2020 | 08:30 WIB
Canggih Peneliti MIT dan Harvard Buat Masker yang Bisa Deteksi Virus Corona
Ilustrasi pria menggunakan masker (Pixabay/OrnaW)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Canggih Peneliti MIT & Harvard Buat Masker Yang Bisa Deteksi Virus Corona

Dalam beberapa waktu ke depan orang-orang akan bisa mengidentifikasi kasus COVID-19 hanya dengan mengenakan masker. Sebuah tim dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan peneliti Universitas Harvard tengah membuat masker yang menghasilkan sinyal fluoresens ketika mendeteksi tetesan yang membawa virus corona baru.

Masker wajah itu mengandung sensor yang bereaksi terhadap tetesan ketika seseorang bernafas, batuk atau bersin. Ia berjanji untuk memungkinkan petugas kesehatan menemukan infeksi di tempat dan tanpa harus mengirim sampel ke laboratorium.

Ilustrasi masker. (Shutterstock)
Ilustrasi masker. (Shutterstock)

"Ketika kami membuka sistem transit kami, Anda bisa membayangkannya digunakan di bandara saat kami melewati keamanan, saat kami menunggu untuk naik pesawat," kata peneliti MIT Jim Collins seperti dilansir dari Medical Daily.

Baca Juga: Slovenia Jadi Negara Eropa Pertama yang Klaim Bebas Covid-19

"Kamu atau aku bisa menggunakannya dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Rumah sakit bisa menggunakannya untuk pasien ketika mereka masuk atau menunggu di ruang tunggu sebagai pra-layar dari siapa yang terinfeksi."

Collins dan rekannya sedang mengembangkan masker pendeteksi COVID-19 menggunakan teknologi yang sudah ada. Tim berencana untuk memodifikasi sensor yang dibuat pada tahun 2014 untuk mendeteksi virus Ebola dan Zika di atas kertas.

Peneliti MIT-Harvard kemudian meningkatkan teknologi pada tahun 2018. Saat ini sensor dapat mengirim sinyal ketika terkena berbagai virus seperti SARS, campak, influenza, hepatitis C dan West Nile.

"Kami awalnya melakukan ini di atas kertas untuk membuat diagnostik berbasis kertas yang murah. Kami telah menunjukkan ini bisa digunakan pada plastik, kuarsa, dan juga kain," kata Collins.

Mereka menjelaskan kelembaban dari lendir atau air liur mengaktifkan sensor yang kemudian akan mencari bahan genetik yang berikatan dengan virus. Para peneliti menempatkan sensor pada bahan, seperti kain, menggunakan mesin yang disebut lyophilizer, yang memisahkan kelembaban dan bahan genetik.

Baca Juga: Youtuber Indira Kalistha Ogah Pakai Masker, Yuk Intip Lagi Panduan dari WHO

Collins mengatakan masker wajah masih dalam "tahap sangat awal." Namun, tes awal menunjukkan teknologi tersebut dapat secara efektif mendeteksi coronavirus dalam sampel air liur kecil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI