Seorang ilmuwan senior di Dewan Penelitian Medis India (ICMR) mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk menggunakan obat itu jika perusahaan India mampu membuatnya.
"Data awal berdasarkan studi pengamatan menunjukkan bahwa obat ini efektif. Kami akan menunggu hasil dari uji coba solidaritas WHO dan juga melihat apakah beberapa perusahaan lain dapat membuatnya untuk melangkah lebih jauh," kata Raman Gangakhedkar.
Percobaan klinis remdesivir dijalankan oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases AS (NIAID), di mana melibatkan 1.063 orang. Beberapa pasien diberi remdesivir, sedangkan yang lain menerima plasebo.
"Data menunjukkan remdesivir memiliki dampak positif yang jelas dan signifikan dalam mengurangi waktu pemulihan," kata Dr Anthony Fauci, direktur NIAID.
Baca Juga: Kabar Baik! Ilmuwan Indonesia Bentuk Tim Riset Herbal untuk Obat Covid-19
Dia mengatakan obat ini berhasil memblokir virus. Namun, dampaknya pada kematian tidak begitu jelas.
Tingkat kematian adalah 8% pada orang yang diberi remdesivir dan 11,6% pada mereka yang diberi plasebo, tetapi hasil ini tidak signifikan secara statistik, artinya para ilmuwan tidak dapat mengetahui apakah perbedaan itu nyata.
Lebih dari ini, sebenarnya masih ada pertanyaan lain mengenai obat ini. Seperti apakah remdesivir dapat mencegah Covid-19 menjadi parah? Atau, pada kelompok apa obat ini akan bekerja lebih baik?