Suara.com - Boris Johnson bertekad untuk menjalankan program penurunan berat badan. Ia yakin bahwa kelebihan berat badan yang dialaminya membuat gejala Covid-19 yang dideritanya beberapa waktu lalu menjadi lebih buruk hingga membuatnya harus dirawat di ICU.
Bobotnya sendiri adalah 111 kg sebelum ia masuk ke rumah sakit. Dengan tinggi badan 175 cm, Johnson memiliki BMI 36. BMI di atas 30 berarti seseorang mengalami obesitas.
Perdana Menteri bertekad untuk menggunakan momen pandemi ini untuk membuat orang menjadi lebih sehat dan ia 'terobsesi' membuat orang bersepeda untuk pergi bekerja. Mengutip dari The Sun, Johnson sendiri sudah sering terlihat bersepeda dan jogging di area London untuk program penurunan berat badannya sejak ia keluar dari rumah sakit beberapa waktu lalu.
Sementara itu, mengutip Daily Mail, sebuah studi di Glasgow beberapa waktu lalu memang menemukan bahwa obesitas dapat menggandakan risiko seseorang dengan Covid-19 untuk dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: Kasus Corona Covid-19 di AS, Adakah Hubungannya dengan Tingkat Obesitas?
Penelitian Universitas Oxford juga telah menemukan mereka yang gemuk berisiko tiga kali lipat meninggal karena virus corona.
Berita itu muncul setelah angka resmi mengungkapkan satu dari empat kematian akibat Covid-19 di Inggris merupakan pasien diabetes - suatu kondisi yang sering dikaitkan dengan obesitas.
Dari 22.332 pasien yang meninggal sejak 31 Maret, ketika kematian pertama dilaporkan, sekitar 5.873 (26 persen) pasien menderita diabetes.
Kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh pasien, membuatnya lebih lambat untuk merespon virus seperti virus corona.
Ini juga terkait erat dengan obesitas, yang telah diakui sebagai faktor risiko potensial untuk menderita komplikasi Covid-19 yang parah.
Baca Juga: Hati-hati! Orang Obesitas Lebih Rentan Tertular Virus Corona Covid-19
Dr. Hajira Dambha-Miller, seorang dokter umum dan spesialis diabetes, mengatakan dia tidak terkejut dengan data tersebut.
Dia mengatakan bahwa orang dengan diabetes lebih rentan terhadap infeksi, bahkan jika kita tidak berada di tengah pandemi.