Suara.com - Kasihan, Ahli Sebut AS Tak Punya Rencana Komprehensif untuk Lawan Corona
Amerika Serikat sebagai negara adidaya disebut tidak punya rencana yang komprehensif dan matang untuk menanggulangi dampak pandemi virus Corona Covid-19.
Hal ini diungkapkan oleh Dr Rick Bright, ahli imunologi dari Departemen Kesehatan AS yang dipecata dari jabatannya oleh presiden Donald Trump. Waduh!
Dilansir VOA Indonesia, Bright bersaksi di hadapan komite kongres AS pada Kamis (14/5/2020), sebagai seorang whistleblower alias pelapor rahasia.
Baca Juga: Imbas Pandemi Covid-19, Harga Rumah di Amerika Serikat Diperkirakan Turun
Bright mengatakan ia dipecat dari jabatannya karena memprioritaskan sains dalam menyusun respon pemerintah AS menghadapi virus corona.
Bright menperingatkan, waktu semakin sedikit bagi Amerika untuk membuat keputusan yang tepat menghadapi pandemi ini.
Dikhawatirkan penyebaran virus di musim gugur 2020 mendatang akan berakhir menjadi musim dingin tergelap sepanjang sejarah modern.
Presiden Trump mengecam Bright sebelum kesaksiannya. Melalui akun twitternya, Trump menyebut Bright sebagai karyawan yang tidak pernah puas, tidak seperti orang terhormat, dan tidak seharusnya bekerja untuk pemerintah AS.
Lebih dari 85.000 orang telah tewas di AS, mewakili lebih dari seperempat jumlah kematian global dan korban tertinggi di dunia, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Baca Juga: Iran Tak Peduli dengan Ancaman Amerika Serikat Soal Sanksi PBB
Di planet ini lebih dari 4,3 juta telah terinfeksi dan sekitar 298.000 telah meninggal.
Amerika Serikat hingga kini masih menempati posisi teratas daftar negara dengan dampak virus corona terbesar di dunia. Merujuk data worldometers.info, Kamis (14/5/2020), sebanyak 1.433.352 warga AS terjangkit virus corona. Angka itu termasuk penambahan 3.004 kasus baru per hari ini.