Suara.com - Penelitian baru menemukan bahwa anjing tidak kebal terhadap blues pubertas. Anjing juga melewati 'masa remaja' yang sama seperti manusia.
Penelitian dalam jurnal Biology Letters, para ilmuwan dari Universitas Nottingham dan Universitas Newcastle di Inggris menemukan bukti bahwa anak-anak anjing juga memasuki 'masa remaja' dan mengalami 'pubertas' sama seperti manusia.
Para peneliti pun sudah menganalisis masa remaja anjing labrador, golden retriever dan crossbreed yang umumnya terjadi ketika gigi taringnya sudah muncul pada usia 6 hingga 9 bulan.
Saat memasuki masa 'puber', peneliti menemukan bahwa anjing akan cenderung mengabaikan perintah dari pengasuhnya dan lebih sulit untuk dilatih.
Baca Juga: Ngeri, Virus Corona Covid-19 20 Kali Lebih Mematikan dari Flu Biasa
Karena, anjing merasa tidak aman mengenai hubungannya dengan sang pemilik. Sehingga ia memperburuk perilakunya.
Pada anak anjing, masa 'pubertas' ditandai dengan meningkatkan kecemasan dan mencari perhatian ketika dipisahkan dengan pemiliknya.
Anjing betina yang merasa tidak aman lebih mungkin mengalami masa pubertas lebih awal daripada anjing jantan.
"Masa puber adalah waktu yang sangat penting dalam kehidupan anjing," jelas penulis utama Dr Lucy Asher dikutip dari New York Post.
Studi tersebut meminta pemilik harus mengingat masa puber anjing sebelum mengadopsi atau membiarkan anjingnya diadopsi oleh orang asing atau orang lain.
Baca Juga: Ahli Temukan Pasien Corona Covid-19 Alami Pneumatosis, Apa Maksudnya?
"Pada masa itulah anjing yang sudah lama dipelihara bukan lagi anak anjing kecil yang lucu dan bisa diatur. Pemilik mungkin akan terheran anjingnya lebih menantang dan sulit dikendalikan," tambah Asher.
Sama halnya dengan anak remaja, pemilik juga perlu menyadari kalau anjing juga melalui masa puber yang nantinya akan berlalu.
"Banyak pemilik dan profesional anjing menyadari bahwa anjing bisa lebih sulit dikendalikan ketika melalui masa puber. Tapi, belum ada catatan empiris mengenai hal itu sampai sekarang," jelas Dr Naomi Harvey.
Menurutnya, konflik antara anjing dan pemiliknya lebih spesifik mengenai pengasuh utama anjing. Penelitian juga mengatakan bahwa berteriak keras pada anjing juga tidak akan membuatnya lebih cepat paham.
Selain itu, pemilik juga tidak perlu menghukum anjingnya ketika sulit dikendalikan. Karena, perilaku yang buruk dan sulit dikendalikan ini mungkin hanya terjadi selama masa puber saja.