"Tidak ada perlindungan yang memadai, dan sulit dipercaya jika tidak ada kecukupan dokter," ucap Alexandra.
Melalui media sosial, mahasiswa di Universitas Kedokteran Pirogov di Moskow telah menyampaikan protes dan meminta rektor Sergei Lukyanov untuk membuat mobilisasi sukarela virus corona.
Namun, Pirogov dan Departemen Kesehatan di pemerintah Moskow tidak menanggapi permintaan komentar tersebut.
Sementara itu, wakil rektor Universitas Sechenov Tatyana Litvinova mengatakan bahwa bekerja dengan pasien virus corona tidak wajib dan sekolah tidak akan menghukum siapa pun yang menolak.
Baca Juga: Geger Gadis Pembunuh Balita Pernah Diperkosa, Keluarga Hilang Tanpa Jejak
"Jika seorang siswa tidak ingin melakukannya, mereka dapat melakukan praktik di tempat yang berbeda, tidak ada yang akan memaksa mereka," katanya kepada AFP, yang bertentangan dengan Kementerian Kesehatan setempat.
Litvinova lebih jauh berjanji bahwa mahasiswa di Moskow akan gaji 100.000 rubel dan diberikan alat pelindung diri.
Menurut, Ivan Konovalov, juru bicara Aliansi Dokter, sebuah serikat yang terkait dengan politisi oposisi Alexei Navalny, mengatakan bahwa mahasiswa diminta praktik di RS rujukan covid-19 karena kekurangan tenaga medis.
"Reformasi layanan kesehatan selama beberapa tahun terakhir telah menyebabkan kepergian banyak dokter" dari Konovalov.
Layanan kesehatan di Rusia disebut melemah selama epidemi. Lebih dari 100 dokter telah meninggal selama menangani pasien Covid. Konovalov mengatakan bahwa terlepas dari kesulitan-kesulitan itu, melibatkan mahasiswa bukanlah solusi.
Baca Juga: Marak Jualan Surat Bebas Covid-19 di Internet, Pembeli Harus Lewat WA
"Bahkan mereka yang tahun terakhir tidak memiliki pengalaman bekerja dalam kondisi seperti ini," katanya.