Di Tengah Pandemi, Amerika Serikat dan Prancis Berebut Vaksin Covid-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 14 Mei 2020 | 15:54 WIB
Di Tengah Pandemi, Amerika Serikat dan Prancis Berebut Vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di Tengah Pandemi, Amerika Serikat dan Prancis Berebut Vaksin Covid-19

Pandemi virus Corona Covid-19 diprediksi baru bisa berakhir jika vaksin sudah ditemukan dan diberikan kepada populasi umum.

Penelitian tentang vaksin pun sudah berjalan, salah satunya yang dilakukan oleh industri farmasi raksasa Sanofi. Lalu, negara mana yang akan mendapatkannya lebih dulu?

CEO Sanofi Paul Hudson mengatakan kepada Bloomberg News, ia akan memberikan vaksin dosis pertama kepada pemerintah Amerika Serikat. Menurutnya, Amerika Serikat merupakan negara yang paling mendukung penelitian vaksin Covid-19 oleh Sanofi.

Baca Juga: Prediksi Dokter Italia: Covid-19 Melemah, Hilang Sebelum Vaksin Ditemukan

"Mereka berani berinvestasi demi menjaga warga negaranya, demi membangkitkan kembali ekonomi," tutur Hudson, dilansir CNA.

Meski begitu, Prancis sebagai negara tempat Sanofi berasal, keberatan dengan pernyataan tersebut. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Menteri Agnes Pannier-Runacher.

"Untuk kami, sangat tidak bisa diterima jika mereka memberikan akses khusus kepada sebuah negara tertentu karena alasan finansial," ujarnya kepada Sud Radio.

Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]

Ia juga mengkritik pernyataan Hudson yang seolah-olah tidak mementingkan negara-negara lain. Padahal, Covid-19 merupakan pandemi global yang menyerang lebih dari 200 negara.

Penelitian vaksin Covid-19 Sanofi sudah dimulai sejak bulan April 2020. Bekerja sama dengan GlaxoSmithKline, penelitian sedang dilakukan dengan target selesai pada awal tahun depan.

Baca Juga: Amerika Serikat Tuduh China Retas Penelitian Vaksin Covid-19

Pembiayaan penelitian vaksin ini sendiri berasal dari salah satu lembaga di bawah wewenang Departemen Kesehatan Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI