Transportasi Umum Dibuka Kembali, Risiko Kematian Akibat Covid-19 Meningkat

Kamis, 14 Mei 2020 | 15:16 WIB
Transportasi Umum Dibuka Kembali, Risiko Kematian Akibat Covid-19 Meningkat
Penampakan antrean di Bandara Soekarno Hatta. (Foto: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belum lama ini pemerintah mengeluarkan kebijakan yang kontraproduktif dengan mengaktifkan kembali seluruh transportasi publik di Indonesia, mulai dari kereta api jarak jauh, bus antarkota, hingga penerbangan lintas kota. Alhasil, beberapa bandara besar di Indonesia pun dipadati penumpang.

Melihat pemandangan ini, rasanya sangat menyesakkan dada. Terlebih, baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa pelonggaran PSBB dengan membuka kembali transportasi publik, dapat membuat angka kematian akibat Covid-19 semakin meningkat.

Diwartakan laman Metro, Kamis (14/5/2020) para ilmuwan Univeristy College London (UCL) memprediksi kemungkinan akan terjadi 37.000 hingga 73.000 kematian di Inggris dalam satu tahun setelah pembatasan sosial dicabut.

Perhitungan tersebut dilakukan menggunakan kalkulator risiko berdasarkan usia, jenis kelamin, dan penyakit penyerta. Data juga berdasarkan risiko efek tidak langsung seperti layanan kesehatan.

Baca Juga: Sepeda Jadi Pilihan saat Warga Mulai Hindari Transportasi Umum

Peneliti Profesor Harry Hemmingway mengatakan bahwa pembatasan dapat menurunkan penularan, dan ini akan melindungi mereka yang berasal dari kelompok rentan. Dan sejauh ini, terbukti bahwa pembatasan telah berhasil menekan penularan.

Prof. Harry mengatakan memberikan perawatan medis berkualitas tinggi oleh dokter kepada mereka yang rentan tertular, bisa mencegah kematian lebih baik.

Penelitian yang diterbitkan jurnal The lancet ini melihat data 3,8 juta catatan medis. Terbukti di Inggris memiliki tingkat penularan 10 persen dan 20 persen bagi mereka yang masuk kelompok rentan.

"Sebagai contoh, kami menunjukkan bagaimana seorang laki-laki berusia 66 tahun dengan penyakit paru obstruktif kronis berisiko 6 persen meninggal pada tahun setelahnya, dan ada 25.000 pasien dengan risiko yang sama," kata peneliti utama Dr Amitava Banerjee.

Hitung-hitungan juga memprediksi ada 164 kematian tambahan akibat Covid-19, dari 1.638 kematian yang terjadi dalam satu tahun pada pasien yang sama seperti kondisi laki-laki tersebut.

Baca Juga: Menhub Buka Kembali Transportasi Umum, Hotman Paris Tak Sabar Dansa di Bali

"Temuan kami menunjukkan risiko kematian bagi kelompok yang rentan ini meningkat secara signifikan dan dapat menyebabkan ribuan kematian yang tak terhindarkan," tutup Amitava.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI