Bisa Disebabkan Isolasi, Psikosis Disebut Tingkatkan Risiko Covid-19

Kamis, 14 Mei 2020 | 12:44 WIB
Bisa Disebabkan Isolasi, Psikosis Disebut Tingkatkan Risiko Covid-19
Ilustrasi Psikosis ( shutterstock )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ahli menemukan, bahwa orang dengan psikosis bisa meningkatkan risiko infeksi virus corona

Dilansir dari Insider, psikosis adalah gejala kesehatan mental di mana seseorang menjadi terputus dari kenyataan. Mereka mungkin mengalami kesulitan memahami apa yang nyata dan apa yang merupakan khayalan.

Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Schizophrenia Research.

Menurut penelitian, kolaborasi antara The University of Melbourne, La Trobe University, dan University of Warwick, salah satu efek samping dari psikosis, yang berkaitan dengan stres atau lainnya, dapat membuat orang lebih rentan terhadap infeksi.

Psikosis yang dapat membuat orang merasa terputus dari kenyataan membuat mereka lebih sulit memahami dan mengikuti panduan kesehatan seperti jarak sosial, memakai masker, atau menjaga kebiasaan kebersihan yang konsisten.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran mereka tentang kontaminasi dan pemahaman mereka tentang konsep-konsep seperti jarak fisik mungkin berbeda dari populasi yang lebih luas," kata Dr. Ellie Brown, peneliti di pusat kesehatan mental pemuda Orygen di Universitas of Melbourne.

Penelitian itu bisa berarti benar terutama ketika psikosis disertai dengan faktor risiko lain, seperti tunawisma atau kurangnya akses ke perawatan kesehatan medis atau mental.

Sebagai hasilnya, penelitian yang diterbitkan 6 Mei itu menyimpulkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami cara terbaik dalam mendukung orang dengan psikosis dan mencegah mereka terinfeksi Covid-19.

Tingkat psikosis sendiri meningkat selama wabah virus. Studi sebelumnya tentang wabah SARS dan MERS menemukan bahwa pasien yang terkena penyakit tersebut memiliki gejala psikologis, termasuk halusinasi dan tanda-tanda psikosis lainnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Penjualan Mobil Listrik di Eropa Meningkat

Ini menunjukkan bahwa tekanan fisik dan psikologis dari infeksi virus atau ketakutan akan virus itu sendiri juga dapat meningkatkan risiko psikosis.

Ilustrasi kesehatan jiwa, kesehatan mental (Shutterstock)
Ilustrasi kesehatan jiwa, kesehatan mental (Shutterstock)

"Covid-19 adalah pengalaman yang sangat menegangkan bagi semua orang, terutama mereka yang memiliki kebutuhan kesehatan mental yang kompleks," kata Brown.

"Kita tahu bahwa psikosis, umumnya dipicu oleh tekanan psiko-sosial yang substansial. Dalam konteks Covid-19, ini bisa termasuk stres yang berkaitan dengan isolasi," tambahnya.

Para peneliti telah melihat kasus-kasus baru psikosis yang terkait dengan virus corona.

Brown dan rekan-rekannya meninjau studi observasional baru-baru ini dari Tiongkok yang menemukan, sejak pandemi Covid-19 pecah, insiden psikosis naik 25 persen dibandingkan dengan data tahun sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI