Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mulai mempersiapkan untuk mengeluarkan peringatan dokter agar waspada terhadap sindrom peradangan langka pada anak-anak yang terkait infeksi virus corona. Hal tersebut dinyataka oleh juru bicara CDC kepada CNN pada Selasa (12/5/2020).
Dilansir dari CNN, Sindrom tersebut, ditandai oleh demam yang terus-menerus, peradangan, fungsi yang buruk di satu atau lebih organ, dan gejala lain yang mirip dengan syok.
Lebih banyak negara bagian mulai melaporkan diagnosis sindrom ini yang terjadi pada anak-anak.
Panel informal dokter anak juga telah diselenggarakan oleh Rumah Sakit Anak Boston.
Baca Juga: 7 Musim Bersama Persija, Rohit Chand Akui Jatuh Cinta dengan Jakarta
Peringatan CDC akan keluar di Health Alert Network (HAN) ke ribuan dokter.
"Kami akan memberikan definisi kasus kerja tentang seperti apa kasus itu," kata juru bicara.
Dokter akan diminta untuk melaporkan kasus ke departemen kesehatan negara bagian dan lokal sehingga CDC dapat belajar tentang sindrom tersebut.
CDC bekerja dengan Dewan Negara dan Epidemiologis Teritorial untuk mendapatkan definisi sindrom yang terjadi pada anak-anak tersebut.
Sebelumnya, Departemen Kesehatan Negara Bagian New York sedang menyelidiki sekitar 100 kasus sindrom pada anak-anak yang terkait Covid-19 tersebut.
Baca Juga: Dokter PNS di Jateng Tolak Usulan Ganjar Potong Gaji 50%
Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak antara usia 5 dan 9 tahun (29 persen) dan antara 10 dan 14 tahun (28 persen).
"Kami kehilangan tiga anak, bocah berusia 5 tahun, 7 tahun, dan 18 tahun," kata Andrew Cuomo, Gubernur New York.
Di Kentucky, Komisaris Kesehatan Dr. Steven Stack, mengumumkan negara menemukan dua pasien yang didiagnosis mengidap sindrom tersebut.
Satu kasus adalah anak berusia 10 tahun, yang sakit parah di unit perawatan intensif dan pasien kedua adalah anak berusia 16 tahun.
"Anak-anak yang sakit dengan sindrom ini dapat mengalami kolaps kardiovaskular dan memerlukan langkah-langkah yang mendukung untuk mempertahankan tekanan darah mereka, mereka juga bisa kolaps pernapasan yang membutuhkan bantuan pernapasan ventilator mekanik," kata Stack.