Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memeringatkan untuk tidak terlalu berharap dan memprediksi kapan virus corona akan berakhir. Hal itu dinyatakan langsung oleh direktur kedaruratan WHO, Dr. Mike Ryan pada Rabu (13/5/2020).
Dilansir dari BBC, ia juga menambahkan meskipun vaksin ditemukan, pengendalian virus masih membutuhkan upaya besar.
"Penting untuk memeringatkan ini, virus ini (corona) dapat menjadi virus endemik lain di masyarkat dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," kata Dr. Ryan pada konferensi pers virtual dari Jenewa.
"HIV belum hilang, tetapi kita telah yakin dengan virus ini," tambahnya.
Baca Juga: Dilema Pedagang Keliling: Kami Juga Takut Kena Corona
Dr. Ryan kemudian mengatakan, bahwa dia tidak percaya siapapun yang meyatakan dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang.
Sejauh ini, ada lebih dari 100 vaksin potensial sedang dalam pengembangan. Tetapi Dr. Ryan mencatat ada penyakit lain seperti campak, tetap masih belum dihilangkan walaupun ada vaksin untuk.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan masih mungkin untuk mengendalikan virus dengan banyak upaya.
"Semua ada di tangan kita, itu (virus corona) menjadi masalah semua orang dan kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini," kata Tedros.
Ahli epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove juga mengatakan bahwa masih perlu waktu untuk benar-benar keluar dari pandemi.
Baca Juga: Memorabilia Penghuni Rusunawa Rawa Bebek di Kampung Akuarium
"Kita perlu masuk ke dalam pola pikir bahwa perlu waktu untuk keluar dari pandemi ini," kata van Kerkhove.
Pernyataan tegas dari pihak WHO datang ketika beberapa negara mulai secara bertahap meringankan tindakan pembatasan wilayah dan para pemimpin mempertimbangkan untuk membuka kembali ekonomi mereka.
Tedros memperingatkan bahwa tidak ada cara yang pasti untuk mengurangi pembatasan tanpa memicu gelombang infeksi kedua.
"Banyak negara ingin keluar dari langkah-langkah yang berbeda," kata Tedros.
"Tapi rekomendasi kami tetap waspada di negara manapun harus pada tingkat setinggi mungkin," tambahnya.
Per Rabu (13/5/2020), hampir 300.000 orang di seluruh dunia dilaporkan meninggal karena virus corona dari lebih 4,3 juta kasus terkonfirmasi.