Suara.com - 4 Aspek Kehidupan yang Akan Berubah Saat Kehidupan New Normal
Sikap penerimaan tanpa syarat terhadap kondisi yang ada menjadi hal yang penting pada kehidupan New Normal. New normal sendiri merupakan istilah yang merujuk dengan penerimaan terhadap kejadian pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Kemampuan adaptasi seseorang terhadap kondisi new normal, membuatnya mampu untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru dan memandang kehidupan dengan cara yang lebih realistis terhadap situasi yang sebelumnya dianggap sebagai disrupsi pada semua aspek kehidupannya.
Beberapa aspek perubahan yang mulai dilakukan pada mereka yang telah mencapai tahap ini diantaranya adalah:
Baca Juga: Beda dengan Anies, PDIP DKI: Kesalahan Data Bansos Tahap I Capai 2 Persen
1. Terbentuknya gaya hidup stay at home
Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk menerapkan gaya hidup stay at home atau di rumah aja. Pada akhirnya, mobilitas akan menurun drastis, masyarakat juga akan diminta selalu menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah. Belanja keperluan sehari-hari akan bergantung pada aplikasi atau online. Orang juga akan lebih selektif dalam belanja (kebutuhan vs keinginan).
2. Back to basic
Aktivitas akan lebih banyak terpusat di rumah. Masyarakat juga akan cenderung kembali ke bahan-bahan tradisional atau herbal untuk menjaga kesehatan tubuh. Aktivitas sederhana seperti mencuci tangan hingga berjemur di bawah sinar matahari akan menjadi kegiatan yang kerap dilakukan.
3. Optimalisasi virtual
Aturan bekerja dari rumah atau work from home hingga sekolah dari rumah akan sangat memanfaatkan teknologi. Ini diperkirakan akan melahirkan generasi rapat virtual. Bahkan konsultasi kesehatan juga akan banyak menggunakan teknologi dengan mengandalkan layanan telemedicine.
4. Timbulnya kebersamaan dan rasa senasib sepenanggung
Pada akhirnya, rasa kemanusiaan dan kebersamaan akan sangat diuji dan akan menjadi hal yang berarti di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Namun, tidak semua orang memiliki ketangguhan yang sama untuk mencapai tahap penerimaan. Seseorang yang biasanya mudah tertekan, akan merasakan dampak pandemi lebih berat.
Baca Juga: Pekerjaan Papa Angkat Syahrini Terbongkar, Sandra Dewi Cemaskan Sifat Suami
Untuk menyiasati situasi tertekan dan tidak mengalami stres yang berlarut-larut, dr. Leonardi Goenawan, Sp.KJ Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari RS Pondok Indah Puri Indah dan RS Pondok Indah Bintaro Jaya mengungkapkan ada beberapa hal yang bisa diterapkan.
Pertama, berikan diri Anda istirahat dari menonton, membaca, atau mendengarkan berita, termasuk media sosial. Mendengar info pandemi berulang kali bisa membuat hanyut dalam kekhawatiran yang berlebihan.
Kedua, pelihara baik-baik kesehatan tubuh Anda dan berolahraga ringan secara teratur, seperti latihan napas, stretching, yoga, atau meditasi. Makan makanan yang sehat dan berimbang dan berolahraga secara teratur juga tidur dengan waktu yang cukup. Hindari penggunaan alkohol, rokok, dan obat-obatan yang tidak perlu.
Ketiga, berikan diri Anda waktu untuk bersantai. Lakukan beberapa aktivitas lain yang Anda sukai. Berbagai penelitian memperlihatkan hubungan resiprokal (terbalik) antara stres dan aktivitas fisik. Semakin rutin Anda beraktivitas fisik maka semakin rendah tingkat stres yang Anda miliki.
Selain itu, aktivitas fisik dan olahraga terbukti penting dalam manajemen stres yang efektif karena dapat menurunkan kadar hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dalam tubuh. Pada saat yang sama aktivitas fisik menstimulasi produksi endorfin, yaitu bahan kimia yang diproduksi oleh otak dan berfungsi sebagai pereda rasa sakit. Endorfin juga dapat menghasilkan perasaan relaks dan optimisme ketika Anda berolahraga rutin.
Keempat, senantiasa terhubung dengan orang lain. Berbicaralah dengan orang yang Anda percayai tentang perasaan dan kekhawatiran Anda. Dengan bercerita pada orang lain akan meringankan separuh dari beban Anda.
Kelima, memahami fakta yang akurat dan benar tentang Covid-19 akan membuat Anda terhindar dari stres berlebihan.