Suara.com - Cuci Tangan dan Pakai Handsanitizer Bisa Rusak Sawar Kulit, Apa Solusinya?
Kebiasaan baik seperti sering mencuci tangan dan menggunakan masker, ternyata dapat membawa dampak pada kulit lho.
Padahal, kulit sebagai barrier atau penghalang, merupakan salah satu pintu masuk benda asing termasuk virus. Karena itu, kebiasan merawat kulit tetap sehat dan lembap menjadi sangat penting.
Dokter Spesialis Kulit sekaligus Dermatologi Kosmetik dr. Lilik Norawati, Sp.KK, FINSDV, FAADV mengatakan, masalah kulit kering jangan diabaikan.
Baca Juga: Sidang Perdana soal Senjata Api di MK, Kivlan Zen Klaim Didiskriminasi
Kata Lilik, kulit kering bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap bakteri atau infeksi.
"Kurangnya kelembapan, kulit tangan akan mudah pecah-pecah, menciptakan jalan masuk bagi mikro organisme seperti bakteri, virus, jamur yang selanjutnya dapat menimbulkan masalah baru pada kulit," kata Lilik melalui siaran pers yang diterima Suara.com, baru-baru ini.
Selain karena cuci tangan dengan sabun yang terlalu sering, iritasi pada tangan juga bisa terjadi karena penggunaan hand sanitizer yang mengandung alkohol.
Pada beberapa orang, mencuci tangan terlalu sering dan penggunaan hand sanitizer dapat menyebabkan dermatitis atau eksim berkepanjangan.
Senada dengan Lilik, dr. Tina Wardhani Wisesa, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV mengatakan, penggunaan hand sanitizer pada anak juga tidak dapat dihindari.
Baca Juga: Beda dengan Anies, PDIP DKI: Kesalahan Data Bansos Tahap I Capai 2 Persen
Padahal kandungan bahan aktif pada hand sanitizer tidak cocok untuk kulit anak yang cenderung lebih sensitif. Akibatnya, metabolisme pertahanan kulit tubuh akan berkurang, sehingga menyebabkan virus, bakteri, atau jamur mudah masuk, yang pada akhirnya dapat berujung pada eksim.
Untuk itu, penting bagi orangtua menjalankan tiga langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perawatan kulit anak. Tiga hal itu adalah membersihkan, melembapkan, dan melindungi.
Setelah mencuci tangan dengan sabun, orangtua dapat memberikan pelembab pada tangan anak agar kulit tidak kering. Tidak perlu diberikan kembali hand sanitzer. Kecuali, jika anak sedang dibawa keluar, misal ke rumah sakit untuk imunisasi, bisa menggunakan hand sanitzer, untuk kemudian dioleskan pelembap berjenis cream.
"Setelah mencuci tangan, langsung gunakan pelembap. Artinya, pelembap harus digunakan sepanjang waktu," tambah Lilik.
Contoh pelembap yang dapat memperbaiki barrier kulit adalah pelembap dengan kandungan Pseudo-Ceramide. Pseudo-Ceramide dipercaya memiliki kemampuan untuk memproteksi kulit dan membantu memperbaiki barrier kulit yang rusak akibat pencucian yang sering.
"Pelembab dengan kandungan Pseudo-Ceramide bermanfaat di dalam membangun struktur lipid yang ada pada lapisan kulit, didukung oleh teknologi MLE (Multi-Lamellar Emulsion) yang menjadikannya sama persis seperti struktur 3 dimensi pelindung kulit yang ada pada manusia. Teknologi ini menghasilkan pelembab yang dapat menjadi solusi ideal untuk memperbaiki pelindung kulit pada kondisi kulit kering dan sensitif," tambah Medical Affairs Manager Soho Global Health, dr. Melissa Djaja.