4. Wabah Cyprian: 250-271
Diberi nama berdasarkan St. Cyprianus, seorang uskup Carthage (sebuah kota di Tunisia) yang menggambarkan epidemi itu menandakan akhir dunia. Wabah Cyprian diperkirakan telah menewaskan 5.000 orang per hari di Roma saja.
Pada tahun 2014, para arkeolog di Luxor menemukan seperti situs pemakaman massal korban wabah. Tubuh mereka ditutupi dengan lapisan kapur yang tebal. Para arkeolog menemukan tiga kiln yang digunakan untuk membuat kapur dan sisa-sisa korban wabah terbakar di api unggun raksasa. Para ahli tidak yakin penyakit apa yang menyebabkan epidemi.
5. Wabah Justinian: 541-542
Baca Juga: Indonesia Belum Punya Kurva Epidemi COVID-19, Tekad Jokowi Diragukan
Kekaisaran Bizantium dirusak oleh wabah bubonik yang menandai awal kemundurannya. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa hingga 10 persen dari populasi dunia meninggal.
Wabah ini dinamai setelah Kaisar Bizantium Justinian (memerintah pada 527-565 M). Di bawah pemerintahannya, Kekaisaran Bizantium mencapai tingkat terbesarnya, mengendalikan wilayah yang membentang dari Timur Tengah ke Eropa Barat.
Justinianus membangun katedral besar yang dikenal sebagai Hagia Sophia (Kebijaksanaan Suci) di Konstantinopel (Istanbul modern), ibukota kekaisaran. Justinianus juga sempat sakit karena wabah dan akhirnya sembuh. Namun, kerajaannya secara bertahap kehilangan wilayah pada saat wabah melanda.