Suara.com - Pakar: Momentum WFH Jadi Waktu yang Tepat Ajak Anak Berdialog
Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Wisnu Widjanarko mengatakan orangtua perlu rutin mengajak anak berdialog dan mendengarkan keluh kesah agar anak tumbuh dewasa dengan bahagia.
"Orangtua perlu rutin mendengarkan cerita anak dan keluh kesah anak, untuk kemudian mengajak anak berdialog dan menempatkan mereka sebagai subjek utama," katanya di Purwokerto, Banyumas, Rabu (13/5/2020) seperti yang Suara.com kutip di Antara.
Wisnu yang merupakan dosen Komunikasi Keluarga di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jenderal Soedirman itu menjelaskan, dengan menempatkan anak sebagai subjek utama dapat membuat anak merasa bahwa dia selalu dicintai, dihargai dan dimiliki oleh orangtuanya.
Baca Juga: Geger! 4 Keluarga Positif Virus Corona Setelah Buka Puasa Bersama
"Pengalaman tersebut tentunya akan membekas dan diharapkan akan menjadi bekal bagi mereka kelak, sehingga tumbuh dewasa dengan penuh rasa bahagia," katanya.
Widjanarko juga menambahkan, momentum kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) saat pandemi Covid-19 seperti saat ini bisa dimanfaatkan orangtua untuk meningkatkan interaksi antaranggota keluarga.
"Bila selama ini waktu untuk keluarga terkadang habis tersita untuk pekerjaan dan kegiatan di luar rumah. Kini saatnya, 'membayar hutang' kepada orang-orang tercinta di rumah dengan mengalokasikan sepenuhnya waktu secara kuantitas, dan tentunya secara kualitas," katanya.
Momentum WFH dapat dimanfaatkan untuk mencurahkan perhatian kepada anak selama 24 jam sehari, tujuh hari dalam sepekan.
"Ada banyak kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan, orang tua menjadi lebih punya waktu untuk melihat dinamika tumbuh kembang anak, terlibat langsung dalam proses pembelajaran mereka dan memperkaya batin anak dengan memberi apresiasi, dukungan serta contoh yang konstruktif dalam berbagai kegiatan di rumah," katanya.
Baca Juga: Mahasiswa Tewas Gantung Diri, Sempat Curhat soal Pacar saat Pesta Miras
Namun demikian dia mengingatkan bahwa intensitas interaksi yang berpusat di rumah juga perlu memberi ruang kepada masing-masing anggotanya.