Suara.com - Keputusan pemerintah untuk melakukan kelonggaran pembatasan sosial skala besar (PSBB) pada orang di bawah 45 tahun memicu reaksi warganet. Banyak yang berpikiran bahwa pemerintah dari awal memilih strategi herd immunity.
Bagi yang belum tahu, herd immunity adalah ketika persentase populasi yang cukup besar kebal terhadap patogen sehingga tidak dapat menyebar secara luas.
Dilansir dari Business Insider, hal itu juga bergantung pada seberapa menularnya patogen.
Herd immunity dapat dicapai melalui vaksin, seperti dalam kasus cacar dan campak. Para ahli memperkirakan bahwa dibutuhkan setidaknya 18 bulan untuk mengembangkan vaksin untuk virus corona Covid-19 ini.
Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Tak Jujur, 24 Warga Bantul Terpaksa Lakoni Isolasi
Herd immunity juga dapat dicapai secara alami karena orang terinfeksi, pulih, dan kemudian menjadi kebal terhadap infeksi. Namun ini berfungsi jika kemungkinan infeksi ulang rendah atau, idealnya, nol.
Sedangkan, saat ini belum diketahui apakah ada orang yang dapat terinfeksi ulang dengan virus corona baru, yang mempersulit rencana untuk mencapai herd immunity secara alami.
"Satu-satunya cara aman kita akan bisa mendapatkan herd immunity terhadap virus ini adalah vaksin," kata Natalie Dean, seorang ahli biostatistik di University of Florida yang berspesialisasi dalam epidemiologi penyakit menular.
Ahli lain pun berpendapat setidaknya untuk saat ini, herd immunity bukanlah tujuan yang dapat dicapai. Ini bukan pilihan yang bisa kita pertimbangkan tanpa kapasitas pengujian yang tepat, tindakan jarak sosial, kapasitas rumah sakit yang memadai, dan tindakan perlindungan yang banyak digunakan seperti masker wajah.
Sehingga, kembali ke normalitas demi mengharapkan adanya herd immunity secara alami hanya akan memperburuk keadaan.
Baca Juga: Singgung Herd Immunity, Guru Besar FKUI: Pasien Meninggal Bisa Bertambah
Seperti dikutip dari ZME Science, peneliti Johns Hopkins memberi peringatan dengan contoh "pesta infeksi cacar air" pada 1970-an dan 1970-an.