Hari Perawat Internasional: Akhirnya Diperhatikan di Tengah Pandemi Corona

Selasa, 12 Mei 2020 | 14:37 WIB
Hari Perawat Internasional: Akhirnya Diperhatikan di Tengah Pandemi Corona
Ilustrasi perawat (Pexels/skeeze)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tetapi diwarnai dengan kemarahan

Clough mengingatkan, meski mereka bangga dan senang, pekerjaan ini juga tetap diwarnai dengan kekecewaan dan kemarahan.

"Di antara semua itu, ada banyak laporan tentang perawat (memakai) scrub yang dilecehkan di depan umum, menimbulkan pertanyaan tentang apakah perawat telah menjadi 'pahlawan dari kejauhan tetapi kusta dari jarak dekat' karena paparan mereka."

"Kadang-kadang, sebagian dari kami hancur: kami merasa putus asa, kami menangis karena merasa tidak berdaya ketika kondisi pasien kami tidak membaik," tutur Paolo tentang dia dan rekan-rekan kerjanya. [Paolo Miranda/BBC]
"Kadang-kadang, sebagian dari kami hancur: kami merasa putus asa, kami menangis karena merasa tidak berdaya ketika kondisi pasien kami tidak membaik," tutur Paolo tentang dia dan rekan-rekan kerjanya. [Paolo Miranda/BBC]

Perawat memahami, mungkin lebih dari sebagian besar profesi, kata Clough, sejauh mana ketakutan dapat menyebabkan kemarahan yang salah arah dan sering kali menjadi pelecehan.

Baca Juga: COVID-19 dan Migrasi Ruang Digital

"Yang paling memprihatinkan, perawat dan petugas kesehatan lainnya kehilangan peralatan perlindungan pribadi yang penting karena kekurangan pasokan, dan di beberapa bagian dunia mereka telah meninggal karena virus corona."

Pada skala yang lebih luas selama krisis ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis laporan State of Nursing 2020 mereka.

Dalam laporan tersebut, secara global tenaga kerja perawat mengalami kekurangan hingga 5,9 juta, dengan kebutuhan untuk meningkatkan jumlah lulusan perawat sebesar 8% per tahun, situasi yang berpotensi menghancurkan jika pandemi lain muncul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI