BKKBN Ungkap Alasan Hanya 5 Persen Suami yang Ikut Program KB

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 11 Mei 2020 | 19:31 WIB
BKKBN Ungkap Alasan Hanya 5 Persen Suami yang Ikut Program KB
Ilustrasi vasektomi, salah satu program KB untuk lelaki. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - BKKBN Ungkap Alasan Hanya 5 Persen Suami yang Ikut Program KB

Program Keluarga Berencana (KB) sejatinya dilakukan kepada pasangan suami dan istri. Namun menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) program KB saat ini hampir seluruhnya dilakukan oleh perempuan.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengatakan hanya 5 persen lelaki yang mengikuti program KB. Penyebabnya pun terungkap, yakni keterbatasan pilihan kontrasepsi yang tersedia untuk lelaki.

"Masalah laki-laki soal mindset, di Indonesia ini secara public image yang ada dipemikiran keluarga, KB itu tugasnya perempuan. Ini yang harus selalu diubah. Seolah-olah pola pikirnya KB dan kontrasepsi itu adalah perempuan," tutur Hasto dilansir VOA Indonesia.

Baca Juga: Sedang Program KB? Ini 5 Tips Mendapatkan Alat Konstrasepsi Saat Pandemi

"Beberapa memang (memiliki) kekhawatiran, itu contoh seperti vasektomi itu hanya 0,4 persen dari peserta akseptor KB. Kenapa begitu? Karena mereka pendapatnya masih salah, kalau di vasektomi vitalitasnya menurun, dan ada istri khawatir kalau suaminya divasektomi. Pola pikir seperti itu yang masih mewarnai pemikiran-pemikiran," tutur mantan Bupati Kulon Progo ini lagi.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan data miris bahwa keikutsertaan laki-laki dalam program KB jauh lebih rendah dari pernyataan Kepala BKKBN ketika diwawancarai VOA. Laman resmi itu menunjukkan jumlah laki-laki yang menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom hanya sebesar 2,5 persen dan vasektomi sebesar 0,2 persen. Upaya untuk meningkatkan partisipasi laki-laki ini terus dilakukan tetapi data menunjukkan tren peningkatan belum mencapai hasil yang diharapkan.

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) [Suara.com/Vessy]
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) [Suara.com/Vessy]

Berdasarkan data rekapitulasi identifikasi ketersediaan dokter pasca pelatihan vasektomi yang dilaporkan oleh perwakilan BKKBN provinsi, dapat diketahui bahwa jumlah tenaga dokter yang telah mendapatkan pelatihan klinis Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) sebanyak 975 dokter.

Namun hanya 239 dokter terlatih (24,51%) yang menyatakan bersedia untuk melayani vasektomi dan terdiri dari 206 dokter umum serta 33 dokter spesialis. Dokter yang terlatih dan bersedia melayani vasektomi tersebar di 115 kabupaten/kota di Indonesia namun untuk penyebaran dokter umum hanya terdapat di 98 kabupaten/kota.

Pendidikan Reproduksi Berperspektif Gender Penting

Baca Juga: BKKBN & DKT Indonesia Akan Perkuat Edukasi KB ke Masyarakat

Saat ini BKKBN juga telah mendorong dihadirkannya kurikulum tentang pendidikan reproduksi di sekolah-sekolah. Hal itu dilakukan agar anak yang memasuki masa pubertas mengetahui dampak terkait seks bebas atau pun perkawinan usia dini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI