Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Hipoksia, Ini Bedanya dengan Hipoksemia

Senin, 11 Mei 2020 | 13:25 WIB
Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Hipoksia, Ini Bedanya dengan Hipoksemia
Ilustrasi orang mengalami hipoksia (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Infeksi virus corona Covid-19 dalam tingkat yang lebih parah bisa menyebabkan komplikasi seperti hipoksia, yakni kondisi seseorang kekurangan oksigen.

Tetapi, nampaknya Anda perlu memahami perbedaan antara hipoksia dan hipoksemia yang sama-sama termasuk kondisi kekurangan oksigen.

Pada kondisi kekurangan oksigen, artinya seseorang dalam keadaan berbahaya. Karena, otak, hati dan organ tubuh lain akan mengalami kerusakan hingga berhenti berfungsi karena kekurangan oksigen.

Dilansir dari Medicinenet.com, hipoksia adalah suatu kondisi atau keadaan di mana pasokan oksigen tidak mencukupi untuk menjalani kehidupan normal.

Baca Juga: Masa Isolasi Mandiri, Kenapa Orang Mudah Marah Selama di Rumah Aja?

Sedangkan, hipoksemia adalah suatu kondisi atau keadaan di mana ada pasokan oksigen arteri yang rendah.

Secara umum, hipoksia dan/atau hipoksemia didiagnosis dengan pemeriksaan fisik dan menggunakan pemantau oksigen (pulse oximeters). Alat itu digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam sampel gas darah dan tes fungsi paru.

Ilustrasi paru-paru (shutterstock)
Ilustrasi paru-paru (shutterstock)

Hipoksia terkadang digunakan untuk menggambarkan kedua keadaan, yakni hipoksia dan hipoksemia.

Di dalam tubuh, hipoksemia bisa menyebabkan hipoksia (hipoksia jaringan) di berbagai jaringan. Pada organ dengan hipoksia serebral yang paling parah bisa mengakibatkan kerusakan otak hingga kematian.

Sebaliknya, seseorang yang mengalami hipoksia lingkungan atau kadar oksigen rendah akibat ketinggian atau tenggelam. Maka orang tersebut bisa mengalami hipoksemia.

Baca Juga: Sembelit saat Puasa? Hindari 6 Makanan Ini!

Adapun perawatan untuk hipoksia dan/atau hipoksemia dengan memberikan oksigen tambahan kepada pasien dan masuk ke dalam tubuh secepat mungkin.

Teknik perawatan hipoksia maupun hipoksemia ini tergantung pada kondisi pasien. Tetapi, perawatannya bisa mencakup oksigen dengan masker wajah atau kanula hidung, intubasi hingga ruang hiperbarik.

Di sisi lain, seseorang bisa mencegah terjadinya hipoksia maupun hipoksemia dengan menghindari keadaan yang bisa mengurangi konsentrasi oksigen di lingkungan atau menyediakan oksigen melalui kanula hidung atau masker oksigen.

Pencegahan ini bisa dilakukan dengan cara mengenali orang-orang yang memiliki kecenderungan bisa mengalami hipoksia atau hipoksemia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI