Tantowi Yahya Ungkap 5 Kunci Sukses Selandia Baru Atasi Covid-19

Senin, 11 Mei 2020 | 11:55 WIB
Tantowi Yahya Ungkap 5 Kunci Sukses Selandia Baru Atasi Covid-19
Warga lakukan physical distancing di tengah pandemi virus Corona di Selandia Baru. [Marty MELVILLE / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tantowi Yahya Ungkap 5 Kunci Sukses Selandia Baru Atasi Covid-19

Selandia Baru menyatakan menang melawan Covid-19 sejak akhir April lalu. Klaim itu disampaikan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern karena dalam kurun waktu hampir dua bulan, negaranya hanya bertambah satu kasus positif.

Hingga hari ini, data yang dikutip dari situs Worldometers.info, total kasus positif di Selandia Baru sebanyak 1.497 dan meninggal 21 orang. Sejak 28 April 2020, pemerintah Selandia Baru telah melonggarkan aturan penguncian wilayah.

Menurut Duta Besar LBBP RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya, Selandia Baru memiliki lima keuntungan yang menjadi faktor percepatan penanganan Covid-19 dibandingkan negara lain.

Baca Juga: Klinik di Pancoran Jadi Tempat Isolasi Pasien Corona, RSUD Bondowoso Penuh

"Bicara Selandia Baru bicara banyak faktor. Kalau dibandingkan Indonesia gak apple to apple. Kita hanya akan bicara apa yang bisa dipelajari dari Selandia Baru," kata Tantowi dalam siaran langsung pada kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (11/5/2020).

Mantan anggota DPR itu menjabarkan lima faktor yang menjadi keuntungan Selandia Baru dalam menangani Covid-19:

1. Negara terakhir terdampak Covid-19
Menurut Tantowi, negara yang terletak di wilayah Oceania itu menjadi negara paling akhir yang terdampak Covid-19, yakni pada 28 Febuari 2020. Sehingga, Selandia Baru mempunyai waktu yang banyak untuk mempelajari apa yang terjadi di negara lain, cara kerja virus corona, dan penanganan yang dilakukan masing-masing negara.

"Ini sangat menguntungkan. Sebagai negara yang terakhir terdampak mereka jadi prepare. Kita sepakat covid unpredictable, jadi gak ada negara yang benar-benar siap. Tapi selandia baru saya bisa katakan, mereka siap," kata Tantowi.

Ia mengatakan, sebelum virus corona terkonfirmasi di Selandia Baru, negara itu telah mempelajari apa dilakukan Singapura dan Wuhan, China, dalam menangani wabah tersebut.

Baca Juga: Penari Peti Mati asal Ghana Bercita-cita Antar Ronaldinho ke Pemakaman

Mereka merasa pasti bahwa pandemi itu juga bisa masuk ke negaranya. Sehingga saat kasus positif Covid-19 terkonfirmasi, Selandia Baru telah mengetahui apa yang harus dilakukan.

2. Kebijakan pemerintah jelas
Pemerintah Selandia Baru membuat kebijakan dengan jelas dan dilaksanakan secara konsisten. Tantowi mengatakan bahwa kebijakan itu dibuat berdasarkan pandangan secara sains, pendapat para ahli dan akademisi.

Landasan itu yang digunakan saat membuat Undang-Undang terkait Covid-19. Menurut Tantowi, pembuatan UU di Selandia Baru bisa berlangsung cepat bahkan hanya gitungan hari.

"Sehingga dengan pola seperti ini sulit kita membayangkan ada policy yang meleset. Peraturan tersebut dilaksanakan secara konsisten," katanya.

Salah satu UU yang dibuat khusus untuk kepolisian agar aparat harus berani melakukan tindakan yang cepat dan tegas jika ada masyarakat yang melanggar lockdown.

3. Dukungan Parlemen
Sebagai negara yang mengadopsi sistem parlementer, Perdana Menteri dan jajarannya sangat membutuhkan dukungan parlemen. Terutama dalam pembuatan UU. Tantowi menyampaikan, dukungan itu yang tercermin di Selandia Baru sehingga pemerintahnya bisa sukses dalam melawan Covid-19.

4. Peran media massa
Sama halnya seperti dikebanyakan negara, Pandemi Covid-19 menimbulkan kepanikan di masyarakat. Tapi berita-berita bohong dan menyesatkan terkait virus corona juatru menjadi sumber kepanikan lain. Namun hal itu tidak dialami masyarakat Selandia Baru, kata Tantowi.

"Di sini 70 persen masyarakat Selandia Baru mengandalkan informasinya dari sumber terverifikasi. 70 persen rakyat Selandia Baru masih baca koran. Posisi ini membuat pemerintah mudah dalam menyebarkan informasi. Karena pemerintah menyebarkan informasi melalui koran, televisi, dan radio," jelasnya.

Di sisi lain media tidak meninggalkan daya kritis, lanjutnya. Namun terkait pemberitaan Covid-19, media di Selandia Baru membantu dengan hanya memberitakan keberhasilan pemerintah Selandia Baru dalam menangani Covid-19.

Terkait media sosial, Tantowi mengatakan bahwa masyarakat di sana juga menggunakan itu. Namun tidak menjadikan sumber informasi terkait perkembangan penanganan Covid-19 di negaranya.

5. Peran serta masyarakat
Politisi Partai Golkar itu menyebut, masyarakat Selandia Baru sudah terbiasa dengan ujian. Posisi negara mereka yang terletak pada ring of fair membuat masyarakatnya terbiasa dengan gempabumi.

Sehingga mereka sudah paham apa yang harus dilakukan saat masa krisis dan memudahkan pemerintah dalam melakukan navigasi.

"Sehingga keberhasilan pemerintah dalam menanggulangi Covid-19, kontributor terbesar partisipasi masyarakat yang disiplin yang sangat kuat. Keuntungan itu tidak akan berjalan baik kalau tidak ada dukungan dari masyarakat," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI