Penelitian: Mayoritas Pasien Covid-19 yang Sembuh Membawa Antibodi

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Minggu, 10 Mei 2020 | 20:52 WIB
Penelitian: Mayoritas Pasien Covid-19 yang Sembuh Membawa Antibodi
Ilustrasi Pasien Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru menguatkan argumen bahwa orang-orang yang sembuh dari Covid-19 akan punya antibodi untuk melawan penyakit yang awalnya merebak di Wuhan, China ini.

Sebuah studi penelitian mengklaim bahwa sebagian besar pasien yang sembuh dari virus corona Covid-19 akan membuat antibodi. Hal itu terlepas dari usia, jenis kelamin atau seberapa parah mereka terinfeksi.

Dikatakan sebagian besar pasien Covid-19 yang pulih menjadi kebal terhadap penyakit tersebut, demikian dilansir dari Fox News.

Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sel plasma sebagai respons terhadap infeksi dan merupakan tanda upaya tubuh untuk melawan virus.

Baca Juga: Gara-Gara Physical Distancing, Warga 2 Desa di Malang Saling Blokade Jalan

Studi ini, yang belum ditinjau oleh para pakar ilmiah, ditulis oleh para dokter dari Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai di New York City.

Studi ini mengandalkan tes yang dikembangkan oleh Florian Krammer, seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Icahn, yang memiliki peluang kurang dari satu persen untuk menghasilkan hasil antibodi positif palsu, The New York Times melaporkan.

Ilustrasi tes antibodi. [Greg Baker/AFP]
Ilustrasi tes antibodi. [Greg Baker/AFP]

"Ini benar-benar menunjukkan bahwa kebanyakan orang mengembangkan antibodi dan ada korelasi yang sangat baik antara antibodi dan kemampuan mereka untuk menetralkan virus," kata ahli virologi Universitas Columbia Dr. Angela Rasmussen.

Studi ini dilaporkan telah mendaftarkan lebih dari 15.000 orang sejauh ini. Berita ini muncul ketika berbagai upaya sedang dilakukan di seluruh negeri untuk mengembangkan dan mendistribusikan tes antibodi.

Peneliti Northwestern University telah mengajukan tes antibodi koronavirus yang mereka katakan dapat diselesaikan hanya dengan setetes darah kering dari tusukan jari.

Baca Juga: Ledek-Ledekan Bangunkan Sahur di Pondok Aren, Bocah Tewas Disabet Celurit

Tes, yang secara khusus dirancang untuk mencari antibodi SARS-CoV-2 IgM dan IgG, akan membantu dalam mengevaluasi seberapa efektif kebijakan seperti jarak sosial atau penutupan sekolah dan restoran bekerja untuk mencegah penularan virus, menurut penulis utama tim Thomas McDade.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI