Djoko Santoso Meninggal Karena Pendarahan Otak, Kenali Faktor Risikonya

Minggu, 10 Mei 2020 | 15:47 WIB
Djoko Santoso Meninggal Karena Pendarahan Otak, Kenali Faktor Risikonya
Calon Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Bakal Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Djoko Santoso Meninggal Karena Pendarahan Otak, Kenali Faktor Risikonya

Panglima TNI periode 2007-2010 Jenderal (Purn) Djoko Santoso tutup usia pada Minggu (10/5/2020) pagi tadi.

Djoko Santoso dikabarkan meninggal dunia di RS Pusat Angkatan Darat akibat mengalami pendarahan di otak.

Politisi Partai Gerindra itu sebelumnya sempat menjalani operasi di RSPAD dan dirawat selama beberapa hari, namun nyawanya tak tertolong.

Baca Juga: Tanggal Tua Waktunya Cari Diskonan! Sikat Promo 5 Swalayan Ini

Pendarahan otak sebenarnya bisa dicegah jika tahu apa saja faktor risikonya.

Melansir dari Medical News Today, ada beberapa jenis pendarahan otak, tergantung pada lokasi kebocoran terjadi. Di antaranya, pendarahan intraserebral: jenis pendarahan ini terjadi di dalam otak, pendarahan Subarachnoid, pendarahan terjadi antara otak dan selaput yang menutupinya, pendarahan Subdural: jenis ini terjadi di bawah lapisan dalam dan di atas otak, dan pendarahan epidural: ini terjadi ketika pendarahan berkembang di antara tengkorak dan otak.

Semua jenis pendarahan otak dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan.

Bahayanya, mendiagnosis pendarahan otak bisa sulit karena beberapa orang tidak menunjukkan tanda-tanda fisik.

Dokter perlu melakukan tes untuk menemukan lokasi yang tepat dari pendarahan di otak.

Baca Juga: Jadi Mualaf, Cindy Caroline Ingin Langsung Berhijab?

Padahal, semakin cepat orang yang mengalami pendarahan otak mendapat penanganan media maka kesempatan untuk pulih semakin besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI