Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Beberapa kasus, pasien bisa mengalami kelumpuhan permanen dan ada pula yang berhasil pulih sempurna.
Penderita bisa menurunkan risiko kematian akibat pendarahan otak dengan perawatan medis cepat. Dokter biasanya akan menjalani beberapa tes medis, seperti CT scan untuk mengungkap pendarahan internal atau akumulasi darah atau MRI.
Pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata untuk menunjukkan pembengkakan saraf optik. Meskipun perawatannya tergantung beberapa faktor, tapi pasien mungkin saja diresepkan obat penglihang rasa sakit dan diuretik untuk mengurangi pembengkakan.
Meski begitu, ada beberapa kemungkinan komplikasi dari pendarahan otak, yakni stroke, kehilangan fungsi otak atau efek samping dari perawatan yang dijalani.
Baca Juga: Ilmuwan: Minum Obat Mulas Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Demensia
Adapun jenis stroke yang disebabkan oleh pendarahan otak, yakni stroke hemoragik. Dilansir oleh Medical News Today, stroke hemoragik adalah kondisi yang terjadi ketika arteri pecah lalu tekanan dari darah yang bocor merusak sel-sel otak. Akibatnya, area yang rusak tidak bisa berfungsi dengan baik.
Stroke hemoragik sendiri terbagi menjadi dua jenis yang sama-sama memiliki faktor risiko stroke konvensional, antara lain:
1. Perdarahan intraserebral : Pendarahan terjadi di dalam otak. Ini adalah jenis stroke hemoragik yang paling umum.
2. Subarachnoid hemorrhage : Pendarahan terjadi antara otak dan selaput yang menutupinya.