Suara.com - Masa isolasi mandiri selama pandemi virus corona Covid-19 telah membuat banyak perubahan pada kehidupan manusia. Sebuah penelitian baru pun menemukan pandemi virus corona Covid-19 telah membuat orang Amerika berbelanja lebih impulsif.
Pada Januari 2020, sebelum pendemi virus corona Covid-19, rata-rata orang Amerika menghabiskan USD 155 atau sekitar Rp 2,3 juta setiap bulannya untuk berbelanja.
Tetapi dilansir dari New York Post, uang yang dikeluarkan mereka untuk berbelanja mulai melonjak pada April 2020, ketika pandemi virus corona Covid-19 sudahh terjadi. Lonjakan pengeluaran belanja ini mencapai 18 persen menjadi USD 182 atau Rp 2,7 juta.
Penelitian terhadap 2.000 orang Amerika, baik yang dilakukan oleh Slickdeals dan OnePoll, menemukan pandemi virus corona Covid-19 ini memberikan efek yang cukup kuat pada kebiasaan orang dalam mengeluarkan uang.
Baca Juga: Sumber Penyebaran Covid-19 di AS Berasal dari Salon Kuku?
Survei terbaru menemukan bahwa rata-rata orang Amerika telah menghabiskan sekitar Rp 2,3 juta sejak pandemi dimulai. Lalu sebanyak 27 persen telah menghabiskan USD 200 atau Rp 2,9 juta.
Menariknya, studi baru menunjukkan bahwa belanja online bisa membantu meningkatkan suasana hati di tengah masa-masa sulit seperti sekarang.
Menurut hasil survei, sebanyak 72 persen orang mengaku berbelanja online secara impulsif selama pandemi virus corona Covid-19. Mereka pun merasakan pengaruh positif dari belanja dengan suasana hatinya selama masa penguncian.
Lalu, sebanyak 65 persen mengakui membeli sesuatu secara impulsif bisa mengubah hari buruknya secara lansung. Survei tersebut dilakukan pada Januari 2020.
Jadi, tak mengherankan bila barang-barang yang banyak dibeli orang Amerika selama pandemi adalah perlengkapan pembersih, pembersih tangan dan tisu toilet.
Baca Juga: Kentang Membludak, Warga Belgia Diminta Banyak Makan Kentang Goreng
Mereka juga memborong sabun cuci tangan, sabun cuci piring dan makanan kaleng yang bernutrisi untuk stok makanan selama pandemi virus corona Covid-19.