4 Fakta Antivirus Eucalyptus, Dikembangkan Kementan untuk Tangkal Covid-19

Sabtu, 09 Mei 2020 | 19:00 WIB
4 Fakta Antivirus Eucalyptus, Dikembangkan Kementan untuk Tangkal Covid-19
Daun eucalyptus. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil menemukan terobosan baru dengan menggunakan Eucalyptus, tanaman herbal asal Australia yang sudak banyak ditanam di berbagai negara, sebagai antivirus corona.

Penemuan ini tentu saja menjadi angin segar di tengah kasus virus corona atau Covid-19 yang semakin merangkak naik di Indonesia.

Meski begitu, belum banyak orang yang tahu fakta tentang antivirus Eucalyptus ini. Berikut fakta antivirus Eucalyptus yang berhasil dirangkum Suara.com, Sabtu (9/5/2020)

1. Mampu membunuh virus 80 hingga 100 persen

Baca Juga: Lupakan Baju Hazmat, Wanita Ini Bikin Kostum Antivirus Mirip Burung Gagak

Ini diungkap langsung oleh Menteri Petanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang mengatakan antivirus ini sudah diuji coba pada virus influenza, virus Beta, dan Gamma corona. Dan hasilnya bisa memusnahkan 80 hingga 100 persen virus.

"Insha Allah ini akan berhasil. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk takut terhadap virus ini, tetapi kita juga harus tetap waspada," ujar Syahrul.

2. Eucalyptus mengandung antimikroba dan antivirus

Tanaman herbal yang terdiri dari ratusan jenis dan tersebar ke seluruh dunia ini memang terkenal karena kandungan antimikroba, antiimflamasi, dan antivirus. Tak heran kalau tanaman ini banyak diolah dalam bentuk minyak.

Bahkan tanaman ini memang memiliki banyak manfaat untuk berbagai penyakit pernapasan, seperti asma, pilek, hidung tersumbat, gejala bronkitis, hingga sinusitis.

Baca Juga: Keren, Thailand Akan Produksi Mandiri Obat Antivirus Covid-19

3. Dibuat dalam bentuk inhaler hingga balsem

Sebelum diinovasikan sebagai antivirus, tanaman ini memang biasa digunakan dengan cara dioleskan pada bagian dada, hidung, hingga leher. Karenanya, antivirus ini dibuat dalam bentuk prototipe eucalyptus seperti inhaler, roll on, salep, balsem, dan defuse.

"Kami akan terus kembangkan dengan target utamanya korban terpapar virus Covid-19," sambung Mentan.

4. Masih butuh pengujian

Seperti sifat penelitian pada umumnya, diperlukan kajian mendalam dan ujicoba lebih lanjut. Begitu juga dengan antivirus ini. Menurut Mentan Syahrul, antivirus ini akan menjalani tahapan uji efektivitas bahan aktif, pengujian laboratorium, dan baru kemudian dilegalkan.

"Kami sudah mencobanya kepada yang terpapar virus Covid-19 dan hasilnya sangat baik. Namun untuk itu, kita masih harus menunggu dari pihak terkait untuk dapat didistribusikan," sambung Mentan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI