Sebelum diinovasikan sebagai antivirus, tanaman ini memang biasa digunakan dengan cara dioleskan pada bagian dada, hidung, hingga leher. Karenanya, antivirus ini dibuat dalam bentuk prototipe eucalyptus seperti inhaler, roll on, salep, balsem, dan defuse.
"Kami akan terus kembangkan dengan target utamanya korban terpapar virus Covid-19," sambung Mentan.
4. Masih butuh pengujian
Seperti sifat penelitian pada umumnya, diperlukan kajian mendalam dan ujicoba lebih lanjut. Begitu juga dengan antivirus ini. Menurut Mentan Syahrul, antivirus ini akan menjalani tahapan uji efektivitas bahan aktif, pengujian laboratorium, dan baru kemudian dilegalkan.
Baca Juga: Lupakan Baju Hazmat, Wanita Ini Bikin Kostum Antivirus Mirip Burung Gagak
"Kami sudah mencobanya kepada yang terpapar virus Covid-19 dan hasilnya sangat baik. Namun untuk itu, kita masih harus menunggu dari pihak terkait untuk dapat didistribusikan," sambung Mentan.