Pasien 01 Covid-19 Berbagi Cerita Tentang Proses Kesembuhannya

Sabtu, 09 Mei 2020 | 18:45 WIB
Pasien 01 Covid-19 Berbagi Cerita Tentang Proses Kesembuhannya
Sita Tyasutami bersama Ratri Anindya, pasien Covid-10 yang telah sembuh (dok BBC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien 01 Covid-19, Sita Tyasutami, berbagi cerita di balik proses penyembuhannya. Hal ini ia harap bisa menjadi inspirasi bagi pasien lainnya yang masih berstatus positif.

Sita mengatakan saat pertama kali terdiagnosis Covid-19, sebenarnya setiap pasien memiliki dua pilihan untuk menghadapi diagnosis tersebut. Apakah menyikapi dengan positif atau malah berpikir negatif dengan merutuki keadaan.

"Kita memiliki dua pilihan, kita bisa mengambil dan melihat semua secara negatif atau melihat semua secara positif," ujar Sita memulai ceritanya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (9/5/2020).

Sita mengakui memang tidak mudah, ia sendiri pada awalnya merasakan tekanan batin dan merasa depresi karena merutuki diri sendiri, juga keadaan sekitar yang menekannya.

Baca Juga: Pakar Sebut Usia 45 Tahun ke Atas Paling Rentan Terinfeksi Covid-19

"Memang pada awalnya tentunya ada tekanan batin, ada rasa depresi, dan lain-lain yang diakibatkan oleh faktor internal dan eksternal. Tapi memang ada di saat sesuatu seperti ini terjadi kepada kita semua," ungkapnya.

Setelah itu, ia mulai mendapat dukungan baik dari keluarga, tenaga medis yang merawatnya, hingga orang yang tidak begitu ia kenal yang terang-terangan memberikan dukungan. Kemudian mulailah ia membangun mindset positif untuk berjuang dan tetap optimis melawan penyakit ini.

"Untuk bisa terus positive thinking, terus berdoa, terus memiliki semangat hidup, dan ternyata itu penting sekali," katanya.

Ia juga bercerita pada awal didiagnosis, gejala yang ia alami sangatlah ringan dan dalam ketegori hampir sembuh karena keluhannya hanya batuk. Tapi apalah daya, tekanan dari luar dan stres membuat kondisinya down.

"Yang terjadi saat itu akhirnya gejala-gejala saya kembali datang gitu karena stres," ungkapnya.

Baca Juga: 73 Anak di New York Kena Sindrom Kawasaki Terkait Covid-19, Satu Meninggal

Tapi keadaanya kembali berbalik saat perempuan yang berprofesi sebagai penari itu tetap optimis, menjalani hidup sehat, olahraga di dalam ruangan isolasi, bernyanyi dan menari yang tak lain adalah hobinya. Ini semua ternyata membantu kesembuhannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI