Daging Merah atau Olahan Disebut Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Sabtu, 09 Mei 2020 | 15:37 WIB
Daging Merah atau Olahan Disebut Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
Ilustrasi makan daging. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan jantung terjadi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba tersumbat. Kekurangan darah ke jantung dapat secara serius merusak otot jantung dan dapat terbukti mematikan.

Dilansir dari Express, tetap sehat dan aktif adalah metode terbaik untuk mengurangi serangan jantung dan menyadari tanda-tanda awalnya.

Daging merah baik dari sapi maupun babi, seharusnya menjadi makanan yang Anda hindari. Sebab, lebih dari setengah kalori daging berasal dari lemak jenuh.

Lemak jenuh meningkatkan low-density lipoprotein  (LDL) atau kolesterol jahat dan meningkatkan peluang serangan jantung atau stroke.

Baca Juga: Inspirasi Baju Lebaran 2020, Nyaman dan Modis Buat Ibu Hamil

Daging olahan, seperti bacon juga mengandung banyak garam yang meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras. Sementara sodium yang tinggi dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, dan gagal jantung.

Sebuah penelitian terhadap hampir 30.000 orang yang diikuti hingga tiga dekade menemukan bahwa mereka yang secara teratur mengonsumsi daging olahan seperti bacon lebih rentan terhadap kematian dini.

Secara khusus, makan daging merah atau olahan setiap tujuh hari dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular tiga hingga tujuh persen lebih tinggi.

"Ini adalah perbedaan kecil, tetapi ada baiknya mencoba mengurangi daging merah dan daging olahan seperti pepperoni dan daging deli," kata Norrina Allen profesor kedokteran di Universitas Northwestern, Chicago.

Daging merah yang perlu dikurangi termasuk daging sapi, domba, babi, sapi muda dan daging rusa. Sementara produk olahan, seperti bacon, sosis, hot dog, salami, dan kornet.

Baca Juga: Jambret di Mantrijeron Sempat Tanya Pintu Makam Sebelum Gasak Kalung Emas

Ilustrasi dada berdebar, serangan jantung. (Shutterstock)
Ilustrasi dada berdebar, serangan jantung. (Shutterstock)

Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine ini memasukkan diet yang dilaporkan  selama setahun dari 29.682 pria dan wanita dengan usia rata-rata 53 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI