Suara.com - Alasan Mengapa Rekomendasi Cegah Covid-19 Wajib Dipatuhi
Imbauan agar masyarakat berdiam di rumah dulu saat ini dan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah bagian dari rekomendasi pemerintah saat pandemi Covid-19.
Pesan ini ramai disampaikan oleh berbagai perusahaan, lembaga dan instansi swasta dengan memanfaatkan media sosial dan media massa untuk berbagi tips dan pengetahuan tentang cara menyikapi pandemi. Cara ini diyakini dapat memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19.
Rekomendasi lainnya adalah menggunakan double masker saat berada di luar rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan tidak menyentuh daerah wajah, kemudian menerapkan etika batuk bagi yang mengalami sakit pernafasan serta menghindari kontak dengan ternak dan hewan liar.
Baca Juga: Arab Saudi Pasang Gerbang Sterilisasi di Masjidil Haram dan Nabawi
"Karakter penyebaran Covid-19 sangat cepat meluas, misalnya saja ada penderita yang berdahak atau bersin, sebarannya bisa mencapai radius 3 meter bahkan dapat mencapai hingga 6 meter jika penderita batuk dan bersin yang kuat. Buruknya, jika sudah terpapar dan terinfeksi virus ini bisa melemahkan sistem imun. Dalam 6 jam virus masuk ke dalam tubuh sistem kekebalan tubuh bisa mulai terganggu. Walau ada juga yang dapat bertahan 14 hari tanpa gangguan kesehatan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak patuh pada aturan jaga jarak (physical distancing)," jelas Section of Claim Sequis, dr. Yosef Fransiscus melalui siaran pers yang diterima Suara.com.
Mereka yang tergolong rentan tertular virus adalah orang dengan daya tahan tubuh lemah, orang yang sering bepergian ke luar negeri, atau memiliki riwayat penyakit saluran pernafasan, seperti pneumonia, TBC, asma karena virus ini membantu virus dan kuman lainnya untuk menyerang saluran pernafasan dan menurunkan sistem imun.
Untuk mengetahui apakah sudah terjadi penularan dapat dilihat pada manifestasi klinis yang biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan.
"Seperti yang sering kita dengar bahwa gejala umum terinfeksi dapat dicurigai jika ada gangguan pernapasan akut, seperti demam, batuk kering tak kunjung reda dan sesak napas. Jika kasusnya berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian," tambahnya.
Rekomendasi pencegahan penularan Covid-19 memang terdengar sederhana dan sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah. Namun sayangnya, tidak semua orang serius mematuhi rekomendasi tersebut.
Baca Juga: Kemenkes: Pendapatan Rumah Sakit Menurun Akibat Corona
Ada juga yang tidak paham bahwa walau tidak sakit sekalipun, manusia bisa menjadi pembawa virus (carrier) tanpa sadar dan tidak sengaja menularkan ke keluarganya. Hal ini terbukti dari masih banyak didapati orang berkumpul dan beraktivitas yang tidak perlu di luar rumah hingga harus ditertibkan oleh petugas keamanan.
Tidak segan-segan bahkan petugas menghentikan kegiatan hingga dikeluarkannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi percepatan penanganan penyebaran virus. Ini menunjukkan bahwa virus ini sangat berbahaya.
Walaupun memang ada faktor lain yang tidak bisa kita abaikan, misalnya faktor ekonomi dan tuntutan hidup yang tidak memungkinkan melaksanakan sepenuhnya rekomendasi tersebut. Tetapi, ini bisa menjadi momen bagi kita untuk mempraktikkan rasa kemanusiaan, yaitu saling menjaga dan membantu sesama.
Masyarakat juga perlu mengingatkan anggota keluarga dan orang-orang terdekat untuk mematuhi rekomendasi ini karena Covid-19 sudah menjadi penyakit pandemi.
"Ingatkan mereka bahwa sekitar kita bisa menjadi pembawa dan penyebar virus bahkan ada yang merupakan silent carrier, yaitu pembawa virus yang belum mengalami gejala klinis tetapi dapat menularkan pada manusia lainnya. Selain itu, jika kita tidak menjaga jarak bisa jadi secara tidak sengaja terjadi kontak dengan orang yang pernah terinfeksi yang dalam kondisi dorman (virus sedang tidak aktif). Sebaliknya, jika kita sebagai carrier atau dorman maka menjaga jarak dan melakukan isolasi diri setidaknya 14 hari dapat membantu menekan laju penyebaran virus. Lagipula, sistem kekebalan tubuh memerlukan waktu untuk membentuk vaksin," sebutnya.
Yosef mengingatkan bahwa kepatuhan kita melaksanakakan rekomendasi dan mengingatkan kepada keluarga dan sekitar kita adalah bentuk tanggung jawab pada keberlangsungan rantai kehidupan manusia pada masa mendatang.
Tambahnya lagi, patuh pada rekomendasi juga berarti mengasihi sesama karena tidak ingin menularkan pada orang lain. "Kita tidak ingin jumlah korban terus bertambah. Untuk itu, patuhi rekomendasi agar kita dapat ikut serta melihat Indonesia dan dunia dapat pulih kembali," tutupnya.