Alih-alih hanya membocorkan perforin dan granzyme, sel T membentuk wadah yang rumit untuk melepaskannya, simpul para peneliti.
Untuk mensimulasikan interaksi antara sel T dan targetnya (sel tumor atau infeksi), Dustin dan tim menempatkan sel T pada lapisan ganda lipid yang mirip dengan membran pembungkus sel. SMAP dengan cepat muncul pada membran, menunjukkan sel T mulai melepaskannya setelah menempel.
Ketika para peneliti mengambil sel T dari permukaan, beberapa SMAP tetap di tertinggal. Seperti tambang molekuler, mereka dapat membunuh sel (tumor) hingga 1 hari, tim melaporkan.
Ahli imunologi Christopher Mody dari University of Calgary mengatakan makalah ini layak mendapat pujian karena "menyarankan paradigma baru" untuk bagaimana perforin dan granzyme bertemu di membran sel target.
Baca Juga: Sistem Kekebalan Tubuh Lebih Unggul, Bukti Perempuan Kuat secara Genetik
Namun, ia memperingatkan bahwa penulis belum menunjukkan apakah sel T membuat dan kemudian melepaskan SMAP atau melepaskan komponen, yang kemudian berkumpul menjadi SMAP pada target.
Lebih dari itu, Dustin menduga SMAP ini memiliki fungsi lain. Misalnya, partikel mengandung molekul yang menarik sel kekebalan dan memanipulasi perilaku mereka, menunjukkan bahwa komunikasi bisa menjadi salah satu peran SMAP.