Psikolog Jelaskan Alasan Orang Masih Bandel Tidak Pakai Masker

Jum'at, 08 Mei 2020 | 12:11 WIB
Psikolog Jelaskan Alasan Orang Masih Bandel Tidak Pakai Masker
Ilustrasi anak memakai masker. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - WHO, Kemenkes, hingga pakar kesehatan lain telah memperingatkan kita untuk memakai masker ketika keluar rumah demi melindungi diri dari paparan virus corona Covid-19.

Meski imbauan ini sudah digembar-gemborkan sejak pertengahan pandemi Covid-19, masih ada beberapa orang yang enggan memakainya.

Ternyata, ada penjelasan secara psikologi di balik tidak patuhnya beberapa orang yang menolak mengenakan masker. Berikut beberapa penjelasannya, dilansir CNN Internasional:

1. Beberapa menganggap sebagai pelanggaran kebebasan sipil

Baca Juga: Waspada, Masker N95 Jenis Ini Justru Bikin Orang Mudah Tertular Covid-19

Orang secara alami akan memberontak ketika mereka diberi tahu apa yang harus dilakukan, bahkan jika tindakan itu dapat melindungi mereka, kata Steven Taylor, psikolog klinis dan penulis The Psychology of Pandemics.

"Orang-orang menghargai kebebasan mereka. Mereka mungkin menjadi tertekan atau marah secara moral ketika orang (lain) mencoba melanggar kebebasan mereka," katanya.

Petugas gabungan memberikan hukuman push up kepada pengendara motor yang tidak memakai masker saat razia Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) di Kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Selasa (28/4).  [ANTARA FOTO/Reno Esnir]
Petugas gabungan memberikan hukuman push up kepada pengendara motor yang tidak memakai masker saat razia Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) di Kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Selasa (28/4). [ANTARA FOTO/Reno Esnir]

2. Beberapa menganggap memakai masker dapat membuat mereka terlihat lebih takut

Bagi sebagian orang, mengenakan masker berarti mengakui rasa takut yang mungkin belum mereka hadapi secara sadar, kata David Abrams, psikolog klinis dan profesor ilmu sosial dan perilaku di School of Globlal Public Health University, New York.

Banyak orang menganggap masker sebagai simbol kerentanan yang memperlihatkan pada orang lain bahwa mereka takut tertular virus. Jadi, untuk mengimbangi ketakutan itu, sebagian unjuk kekuatan dengan tidak menolak memakai masker.

Baca Juga: Masker Vs Face Shield, Mana Lebih Ampuh Tangkal Corona? Ini Kata Peneliti

3. Beberapa menemukan panduan ini membingungkan

Dalam waktu tiga bulan, masker berubah dari yang tidak perlu dikenakan orang sehat menjadi direkomendasikan bagi siapa saja yang keluar ke tempat umum.

Tetapi pedoman itu telah berubah ketika peneliti mempelajari tentang kemungkinan tinggi penularan asimptomatik.

"Ini membingungkan bagi kta juga petugas kesehatan garis depan," kata Dr. David Aronoff, direktur Divisi Penyakit Menular Pusat Medis Universitas Vanderbilt.

Orang-orang yang mengikuti saran awal pakar kesehatan, untuk tidak mengenakan masker jika sehat, mungkin merasa dicurangi atau diperlakukan salah.

Pengendara motor menjalani hukuman push up dikarenakan tidak memakai masker saat razia Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) di Kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Selasa (28/4).  [ANTARA FOTO/Reno Esnir]
Pengendara motor menjalani hukuman push up dikarenakan tidak memakai masker saat razia Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) di Kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Selasa (28/4). [ANTARA FOTO/Reno Esnir]

4. Merasa tidak nyaman

Di hadapkan pada ketidakpastian, orang cenderung mencari ritual yang membuat mereka merasa aman. Namun, bagi sebagian orang, memakai topeng bukan salah satunya.

"Ketika orang diberi tahu apa yang harus dilakukan, dan itu bukan cara yang sesuai dan biasa untuk berperilaku, ada kecenderungan untuk mempertanyakan itu, dan menolak," ujar Abrams.

"Ini adalah kecenderungan psikologis untuk bereaksi pada orang-orang yang memberitahumu apa yang harus dilakukan," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI