Kritisi Metode Belajar Online, Sosiolog: Masyarakat Indonesia Belum Siap

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 08 Mei 2020 | 10:31 WIB
Kritisi Metode Belajar Online, Sosiolog: Masyarakat Indonesia Belum Siap
Ilustrasi belajar di rumah. [Antara Foto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kritisi Metode Belajar Online, Sosiolog: Masyarakat Indonesia Belum Siap

Dampak pandemi virus Corona Covid-19 membuat kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ditiadakan. Sebagai gantinya, anak-anak diminta belajar di rumah dengan sistem online tanpa tatap muka dengan guru.

Hal ini dikritik oleh sosiolog Anis Farida. Menurut Anis yang juga pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini, masyarakat Indonesia belum siap menghadapi model pembelajaran menggunakan teknologi yang tidak mempertemukan guru dan murid secara langsung.

Dilansir VOA Indonesia, ia menyebut seharusnya pemerintah memerhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, yang belum semuanya siap dan memiliki perangkat pembelajaran online.

Baca Juga: Kisah Anak Penjual Snack Viral di Sleman, Berebut HP saat Belajar Online

Untuk masyarakat yang mampu, bisa jadi sudah terbiasa dan tidak masalah. Tapi lain halnya dengan siswa dari keluarga kurang mampu yang justru malah memberatkan.

"Kemudian fasilitasnya tidak memadai, maka bagi mereka hal tersebut sangat memberatkan. Ini kita masih bicara dalam konteks Jawa, belum konteks luar Jawa yang pedalaman," papar Anis Farida.

Iustrasi belajar online dari rumah. (Shutterstock)
Iustrasi belajar online dari rumah. (Shutterstock)

Faktor lainnya adalah perbedaan latar belakang pendidikan dan psikologis orang tua di setiap keluarga yang tidak selalu sama. Hal ini menurutnya bisa menjadi kendala dalam penyampaian materi kepada anak-anak.

"Bagaimana kemudian tiba-tiba dipaksa untuk memhami sebuah materi dan kemudian mengajarkan kepada anak-anaknya, dan mereka tidak punya background pendidikan yang cukup untuk hal tersebut," ujar Anis lagi.

Belum lagi faktor emosi orang tua yang beragam. Bisa jadi bukannya membantu anak, orang tua malah marah karena stres.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Makarim Akui Belajar Online Memang Menyulitkan

"Tidak telaten yang kemudian marah-marah. Ini kan potensi terjadi kekerasan psikis kepada anak yang bahaya menurut saya dalam jangka panjang," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI