Gawat! Pandemi Covid-19 Disebut Mengancam Upaya Pengentasan TBC

Kamis, 07 Mei 2020 | 19:45 WIB
Gawat! Pandemi Covid-19 Disebut Mengancam Upaya Pengentasan TBC
Pandemi Covid-19 mengancam pengentasan tuberkulosis (TBC). (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gawat! Pandemi Covid-19 Disebut Mengancam Upaya Pengentasan TBC

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun ada 10 juta orang di dunia mengidap Tuberkulosis (TBC). Penyebaran penyakit ditengarai bisa meluas di tengah pandemi Covid-19.

Sebuah kajian yang dipublikasikan 6 Mei 2020 menegaskan bahwa pandemi virus corona ini akan mengancam hasil upaya memerangi TBC yang dicapai dalam 5-8 tahun terakhir.

Berdasarkan pemodelan yang dilakukan oleh Stop TB Partnership (global) bersama Imperial College, Avenir Health dan Universitas John Hopkins dengan dukungan USAID mengindikasikan jumlah orang dengan TBC pada 2025 akan bertambah 6.3 juta dan kematian akibat TBC bertambah 1.4 juta di dunia.

Baca Juga: DBD dan TBC, Penyakit Menular yang Memperburuk Kematian Pasien Covid-19

Situasi pandemi mengakibatkan deteksi kasus TBC di berbagai negara menurun dan tentunya muncul tantangan baru dalam pengawasan pasien TBC yang harus minum obat secara teratur.

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Protokol Pelayanan TBC di Masa Pandemi Covid-19 untuk memastikan bahwa layanan TBC tetap berjalan. Sehingga, pasien TBC dapat membawa obat anti TBC (OAT) untuk durasi lebih panjang.

Beberapa tantangan juga dialami oleh pasien TBC setelah diterapkannya PSBB di beberapa daerah.

Seperti misalnya sekitar 25 persen puskesmas tak lagi melakukan diagnosis TBC melalui pemeriksaan dahak. Ini menyebabkan pasien, terutama yang memiliki resistensi obat, kesulitan karena perlu melakukan suntik atau kontrol dahak ulang serta konsultasi klinis ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Penasihat Senior Program TBC Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama, Dr. Esty Febriani, yang terlibat sebagai Dewan Penasihat STPI dan anggota WHO Civil Society Task Force juga berpendapat soal hal ini.

Baca Juga: Gerak Cepat, Pemerintah Bakal Ubah Pendeteksi TBC untuk Tes Corona Covid-19

"Kader dan pendamping pasien TBC menyampaikan tantangan terbesar pasien adalah transportasi karena tidak semua rumah tangga pasien TBC memiliki kendaraan pribadi. Sebelumnya beberapa pasien menggunakan ojek untuk ke Rumah Sakit atau Puskesmas," ungkapnya dalam rilis yang diterima Suara.com, Kamis (7/5/2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI