Obat Herbal Covid-19 Bikinan Madagaskar Bikin Malaria Jadi Kebal, Bahaya!

Kamis, 07 Mei 2020 | 19:10 WIB
Obat Herbal Covid-19 Bikinan Madagaskar Bikin Malaria Jadi Kebal, Bahaya!
Obat herbal untuk Covid-19 buatan Madagaskar. (Twitter/Andry Rajoelina)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Madagaskar mengembangkan sebuah obat herbal yang disebut-sebut dapat mengobati Covid-19. Namun, ilmuwan memperingatkan bahwa 'obat' ini dapat memicu malaria yang resistan terhadap obat di Afrika.

Obat herbal dengan merek Covid-Organics tersebut dikembangkan oleh Malagasy Institute of Applied Research (IMRA). Bahan utamanya adalah apsintus manis (Artemisia annua), tanaman asal Asia yang umumnya digunakan untuk demam dan antimalaria artemisinin.

Saat peluncuran tonik ini, Presiden Malagasi Andry Rajoelina mengklaim obat ini telah melewati pengawasan ilmiah dan telah menyembuhkan dua pasien Covid-19.

Tetapi tidak jelas bagaimana proses pembuatannya, dan IMRA belum melaporkan data tentang kemanjuran maupun efek sampingnya.

Baca Juga: 4 Resep Herbal untuk Ringankan Gejala Covid-19

"Ini adalah obat yang bukti ilmiahnya belum ditetapkan, dan yang berisiko merusak kesehatan masyarakat. khususnya anak-anak," kata National Academy of Medicine of Madagaskar, dikutip dari Science Magazine.

Obat herbal untuk Covid-19 (Twitter/Andry Rajoelina)
Obat herbal untuk Covid-19 (Twitter/Andry Rajoelina)

Meski ada peringatan ini, para pemimpin di Afrika tetap ingin mendapatkan produknya.

"Kami akan mengirim pesawat untuk membawa obat-obatan sehingga warga Tanzania juga bisa mendapat manfaat," kata Presiden Tanzania John Magufuli, pada awal pekan ini.

Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso juga berencana 'mengadopsi' tonik ini juga.

Hal ini telah memicu kekhawatiran bahwa ramuan dapat mendorong resistensi terhadap obat malaria.

Baca Juga: Soal Herbal Corona Milik DPR, dr Erlina: Kalau Enggak Tau Jangan Diminum

Kevin Marsh dari University of Oxford mengatakan 'banjirnya' pengobatan Covid-19 berbasis artemisia akan menghasilkan penggunaan monoterapi besar-besaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI