Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar orang khawatir dan ketakutan. Tetapi ada, satu kelompok yang menghadapi risiko dan konsekuensi tambahan, serta kecemasan dari wabah ini, yaitu orang-orang difabel atau orang dengan penyakit kronis.
Berikut tiga hal yang perlu diingat tentang bagaimana wabah virus corona memengaruhi orang-orang difabel, dilansir dari Forbes:
1. Orang-orang yang paling sering disebut berisiko tinggi sebagian besar, menurut definisi tertentu, adalah orang penyandang disabilitas.
Meski menyandang disabilitas tidak secara langsung menempatkan mereka pada risiko tinggi terinfeksi virus, banyak orang dalam kelompok ini memang memiliki kondisi kronis atau cacat khusus yang membuat Covid-19 lebih berbahaya bagi mereka.
Baca Juga: Penyandang Disabilitas Rentan Terinfeksi Virus Corona, Ini Saran WHO!
Tingkat kecemasan juga meningkat, terutama ketika orang-orang penyandang disabilitas dan sakit kronis dapat mengalami stigma yang tidak adil.
2. Lebih sulit bagi penyandang disabilitas untuk mengambil langkah bijaksana dalam melindungi diri
Saran ahli tentang wabah masuk akal dan harus diikuti. Tetapi, banyak penyandang disabilitas dan sakit kronis harus mendapat bantuan medis.
Akibatnya, mereka tidak dapat mengisolasi diri secara menyeluruh seperti orang lainnya. Sebab, mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk perawatan sehari-harinya.
3. Covid-19 tidak hanya mengancam kesehatan penyandang disabilitas, tetapi juga kemandirian mereka
Baca Juga: Amankah bila Anak Disabilitas Ingin Zumba?
Beberapa penyandang disabilitas bergantung pada bantuan dan dukungan rutin dari orang lain untuk mempertahankan kemandirian mereka.
Wabah menular dapat mengganggu layanan ini. Selain itu, risiko penularan dari pembantu atau pengasuh membuat mereka harus tinggal di rumah.
Risiko Covid-19 untuk penyandang disabilitas tidak hanya berjalan satu arah, dan risiko yang lebih besar mungkin bukan dari penyakit itu sendiri, tetapi dari gangguan dalam layanan dan rutinitas yang dapat menyebabkannya.