Mengenal Terapi Antibodi Monoklonal untuk Penyembuhan Covid-19, Apa Itu?

Kamis, 07 Mei 2020 | 16:48 WIB
Mengenal Terapi Antibodi Monoklonal untuk Penyembuhan Covid-19, Apa Itu?
Ilustrasi penelitian obat virus Corona Covid-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak lima tim Amerika Serikat telah mengkloning antibodi ke Covid-19, membuka jalan bagi perawatan efektif yang bisa menjadi 'jembatan kekebalan' sebelum vaksin virus corona tersedia.

Dilansir CNN Internasional, ini perawatan menggunakan metode terapi antibodi monoklonal, dan antibodi berasal dari orang-orang yang telah pulih dari Covid-19. Peneliti kemudian mengambil darah, memilih antibodi yang paling kuat, dan membuatnya menjadi obat.

Satu perusahaan, Regeneron Pharmaceuticals, berharap memiliki perawatan yang tersedia untuk pasien pada awal musim panas.

"Saya pikir terapi antibodi monoklonal memiliki harapan besar sebagai hal besar berikutnya untuk Covid-19," kata Dr. Peter Hotez, seorang spesialis vaksin di Fakultas Kedokteran Universitas Baylor yang tidak terlibat dalam penelitian.

Baca Juga: Diklaim Bisa Sembuhkan Pasien Corona, Plasma Darah Dijual di Pasar Gelap

Terapi antibodi monoklonal adalah obat modern yang menggunakan plasma pemulihan, di mana seseorang yang telah pulih dari Covid-19 menyumbangkan darah mereka kerapa seseorang yang sedang sakit.

Ilustrasi tes antibodi. [Greg Baker/AFP]
Ilustrasi tes antibodi. [Greg Baker/AFP]

Meskipun plasma dari pasien sembuh efektif, dan masih sedang dipelajari, metode ini memiliki dua kekurangan. Pertama, satu orang hanya bisa memberi begitu banyak darah, dan kedua, donor mungkin tidak memiliki antibodi kuat yang cukup agar donor darah efektif.

Untuk mengembangkan pengobatan antibodi monoklonal, peneliti memilah-milah ribuan antibodi untuk menemukan yang terbaik, dan kemudian mengkloningnya secara potensial dalam jumlah yang tidak terbatas.

Benyak penyakit lain diobati dengan antibodi monoklonal, seperti berbagai bentuk kanker, HIV, asma, lupus, hingga multiple sclerosis, tetapi tentu saja tidak ada jaminan itu bisa bekerja untuk Covid-19.

"Salah satu hal tentang pencarian (antibodi) adalah hampir seperti menemukan jarum di tumpukan jerami. Kita semua menjadi antibodi ajaib yang merupakan peluru perak," ujar Dr. James Crowe, yang memimpin antibodi monoklonal Covid-19, di Vanderbilt University Medical Center.

Baca Juga: Ahli: Plasma Darah Tidak Bisa Digunakan untuk Mencegah Infeksi Virus Corona

Regeneron berharap untuk memulai uji klinis terapi ini pada manusia segera setelah bulan depan, dan jika semuanya berjalan dengan baik, mungkin ada pengobatan yang siap untuk distribusi secara luas pada akhir musim panas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI