Suara.com - Selama ini, masker N95 dianggap sebagai masker terbaik untuk mencegah paparan virus corona. Itu sebabnya, masker ini kemudian hanya diperuntukkan bagi petugas medis yang menangani langsung pasien positif Covid-19.
Tapi ternyata tidak semua masker N95 punya fungsi yang sama, lho. Departemen Kesehatan Masyarakat San Francisco mengungkap melalui Twitter pada Senin (4/5/2020) untuk mengingatkan masyarakat waspada dalam memilih masker N95. Salah satunya memastikan tidak memiliki katup di bagian depan.
"Masih banyak masker di luar sana yang membingungkan, karena mereka memiliki katup N95 di bagian depan dengan bukaan. Ini tidaklah aman, sebenarnya bisa memicu masuknya virus dan kuman lebih mudah," cuitan akun @SF_DPH mengutip Foxnews, Kamis (7/5/2020).
Memakai masker ini, jika pemakainya bersin atau batuk, maka infeksi dapat menyebar satu arah, dan menempatkan orang yang berada di sekitarnya berisiko tertular Covid-19 atau penyakit pernapasan lainnya.
Baca Juga: Keluyuran Tanpa Masker di Aceh, KTP Bakal Ditahan
Masker ini dinamakan N95 Valved, dan biasanya tidak digunakan tenaga medis, meskipun disebutkan bisa membuat pernapasan lebih mudah. Hal ini terungkap dalam sebuah studi pada 2008.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, CDC Amerika, secara umum N95 bisa mengurangi paparan partikel yang terbawa dari udara maupun aerosol dan droplet kepada si pemakainya.
Sedangkan dalam twitter tersebut dijelaskan juga, bahwa masker N95 dengan ventilasi di bagian depan tetap masih bisa digunakan. Ini jika penggunaannya ditutup dengan masker bedah atau kain lain di bagian depan. Bahkan Dinas Kesehatan kota menyarankan untuk menutup katup dengan selotip.