Peneliti Italia Klaim Temukan Vaksin Virus Corona dari Tikus

Kamis, 07 Mei 2020 | 13:16 WIB
Peneliti Italia Klaim Temukan Vaksin Virus Corona dari Tikus
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah ramainya penelitian di seluruh dunia yang berlomba-lomba mencari vaksin untuk virus corona, sejumlah peneliti di Italia mengklaim mereka menemukan vaksin pertama di dunia yang dapat menetralkan virus corona.

Peneliti dari perusahan farmasi Takis Biotech ini percaya bahwa virus yang dibuat dari tikus ini dapat mencegah manusia tertular virus corona.

Mereka sudah menjadwalkan untuk mencobanya pada manusia di musim gugur nanti.

Klaim ini muncul bersamaan ketika Sekretaris Kesehatan Inggris, Matt Hancock, memperingatkan bahwa sebuah vaksin tidak dapat ditemukan untuk menghambat virus yang menyerang pernapasan tersebut.

Baca Juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 di Tiga Negara, Siapa Untung?

"Sejauh yang kami tahu, kami adalah yang pertama di dunia yang telah mendemonstrasikan penetralisasian virus corona melalui vaksin," kata chief executive Takis Biotech, Luigi Aurisicchio, dikutip dari Mirror, Kamis (7/5/2020).

Ia kembali menjelaskan bahwa hal ini bukanlah kompetisi. Apabila semua orang bekerja sama dan menggabungkan kemampuan bersama, menurut Luigi, tentu kita bisa menang melawan virus corona.

Sebanyak lima kandidat vaksin memberikan respons antibodi yang cukup kuat setelah 14 hari, dan dua di antaranya menunjukkan respons yang sangat kuat.

Sejauh ini tes masih dilakukan di Lazzaro Spallanzani National Institute for Infectious Diseases, namun perusahaan ini masih membutuhkan dukungan dari pemerintah Italia dan rekan internasional untuk melaksanakan uji klinis.

Baru-baru ini Matt Hancock mengingatkan para warga Inggris untuk bisa bertahan hidup karena tidak ada jaminan vaksin akan ditemukan.

Baca Juga: Erdogan: Vaksin Covid-19 Harus Jadi Milik Bersama Umat Manusia

"Jika vaksin tak bisa ditemukan, maka kita harus bisa menemukan cara bertahan hidup, misalnya dengan cara melakukan testing berskala besar dan kemudian melacak virus melalui kombinasi teknologi dan pelacak kontak manusia untuk menurunkan angka kasus," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI