Suara.com - Pada beberapa negara kasus virus corona Covid-19 sudah mulai menunjukkan angka penurunan. Tetapi, beberapa ahli memeringatkan akan ancaman gelombang kedua virus corona Covid-19.
Salah satu pendiri perusahaan yang menguji air limbah untuk virus corona Covid-19 mengatakan deteksi awal gelombang kedua virus ini bisa dimulai dengan flush sederhana.
Newsha Ghaeli, salah satu pendiri perusahaan Biobot di Mass mengatakan bahwa virus corona Covid-19 juga terdeteksi dalam tinja pasien virus corona Covid-19.
"Begitulah akhirnya kami bisa melihat virus corona Covid-19 bersama dengan sejumlah infromasi kesehatan mansua lainnya di sistem saluran pembuangan kota kami," kata Newsha, dikutip dari CBC.
Baca Juga: Kebingungan Bisa Jadi Tanda Infeksi Virus Corona Covid-19, Ini Kata Dokter!
Biobot telah mendeteksi penyebaran virus corona Covid-19 ini melalui sampel yang dikumpulkan dari fasilitas air limbah di seluruh AS. Pada minggu ini, ukuran sampelnya telah berkembang hingga mencakup 300 fasilitas di 40 negara bagian.
Melalui pengujian laboratorium, perusahaan bisa mengukur konsentrasi virus. Tim kemudian mengubah konsentrasi itu menjadi perkiraan jumlah kasus dalam komunitas tertentu.
Sementara itu, ukuran sampel saat ini terkait dengan fasilitas air limbah itu sendiri. Ghaeli berpendapat skala lebih besar dapat disesuaikan dengan mengumpulkan sampel langsung dari saluran pembuangan.
Jadi, peneliti bisa mengetahui hasilnya dengan lebih banyak informasi tingkat komunitas hingga masyarakat.
"Perkiraan gambaran besar itu sangat membantu dalam kita memahami gelombang virus dari waktu ke waktu. Apakah jumlah virus menurun atau meningkat?" kata Ghaeli.
Baca Juga: Terlalu Sering Rebahan di Rumah, Warganet Ini Alami Hal Tak Terduga
Cara ini bisa menjadi kunci untuk deteksi dini gelombang kedua virus corona Covid-19, ketika aturan jatak sosial sudah dicabut. Sedangkan, sebagian besar negara tidak memiliki sumber daya untuk melaksanakan pengujian reguler di seluruh populasi.
"Kami membutuhkan cara yang mudah dan cepat untuk mencari tahu apa yang akan terjadi ke depannya" katanya.
Para peneliti di seluruh dunia menganalisis limbah manusia untuk mendeteksi dan melacak virus corona Covid-19. Tetapi, beberapa penelitian memeringatkan model yang dihasilkan datang dengan keterbatasan.
Ilmuwan Natalie Prystajecky mulai menguji air limbah berkaitan dengan virus corona Covid-19 di BC beberapa hari lalu. Tapi, ia berhati-hati bahwa temuan yang dihasilkannya masih memiliki ketidakpastian tinggi.
"Saya akan mengingatkan orang untuk menganggapnya sebagai kebenaran absolut karena tingkat ketidakpastiannya tinggi. Saya hanya ingin memastikan orang paham mengenai keterbatasan data penelitian," ujar Natalie.
Di Perancis sendiri, Vincent Marechal dan timnya telah menguji air limbah sejak awal Maret 2020, sebelum ada kebijakan penguncian ketat.
"Hasil yang kami lihat adalah peningkatan bertahap dari viral load dalam air limbah hingga 5 hari penelitian," kata Marechal, seorang ahli virus manusia dengan Sorbone di Paris.
Setelah itu viral load menurun yang artinya prosedur penguncian dari pemerintah untuk mencegah penularan virus corona Covid-19 efisien.
Meskipun ada penurunan viral load, konsentrasi virus di dalam air selalu stabil pada minggu berikutnya, bahkan saat kasus virus corona Covid-19 yang dikonfirmasi mengalami penurunan.
Marechal juga mengatakan bahwa kasus virus corona Covid-19 ringan dan tanpa gejala mungkin masih menyebar. Jika orang mematuhi aturan jarak sosial, artinya virus bisa tinggal di tinja atau urine lebih lama dari yang diperkirakan.
Ia juga berpikir tes air limbah ini bisa memberikan indikasi umum virus corona Covid-19 di suatu daerah dan pembawa asimtomatik.