5. Pengobatan tergantung riwayat penyakit
Jika pasien telah ditemukan riwayat penyakit yang menyebabkan henti jantung, maka pasien tersebut akan diberikan pengobatan utama yang berbeda tergantung dari riwayat penyakitnya.
Jika pasien henti jantung didiagnosis mengalami serangan jantung, pasien masih dapat dibantu melalui kateterisasi jantung. Tapi kalau pasien mengalami kekurangan cairan, pasien akan diberikan cairan agar jantung bisa bekerja.
"Semua penyebab henti jantung akan di evaluasi untuk diberikan tindakan medis yang tepat” kata Ivan.
Baca Juga: Pengidap Penyakit Jantung Rentan Tertular Corona Covid-19? Ini Kata Dokter
Namun jika memang memiliki riwayat penyakit jantung, Ivan mengingatkan sebaiknya tidak melakukan aktivitas atau olahraga berat agar terhindar dari henti jantung.
6. Pencegahan Henti jantung dibagi dua kategori
Terdapat dua kategori pasien dalam melakukan pencegahan henti jantung. Kategori pertama adalah preventif primer, pasien yang tidak memiliki gejala penyakit apapun dan berusia lebih dari 40 tahun, memiliki faktor risiko seperti tensi tinggi, punya riwayat keturunan jantung, merokok dan meminum alkohol, atau riwayat yang berpotensi henti jantung lainnya.
Untuk seseorang dengan kategori tersebut, sebaiknya dilakukan medical check up secara rutin dan melakukan pola hidup sehat, jelas Ivan.
Kategori kedua adalah preventif sekunder di mana pasien sudah memiliki penyakit sebelumnya, seperti riwayat penyakit jantung, stroke, gula, dan sebagainya. Pasien dalam kategori ini harus melakukan pengobatan secara disiplin sesuai dengan anjuran dokter.
Baca Juga: Korsel: Laporan Kim Jong Un Operasi Jantung Tak Berdasar
"Di tengah pandemi Covid-19 ini, pasien tetap harus melakukan konsultasi dengan dokter terutama untuk penyakit yang memang harus segera ditangani atau diobati. Banyak cara yang bisa dilakukan seperti telemedicine atau konsultasi dokter secara online,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menghindari henti jantung, lakukan pola hidup sehat dengan mengurangi makanan yang mengandung kolesterol dan rutin berolahraga minimum 40 menit untuk membakar gula dan lemak. Hindari merokok, meminum alkohol, dan makanan tinggi gula. Juga tidur yang cukup minimal 8 jam dalam sehari.