Para Ilmuwan Desak WHO Terapkan Standar Kelembaban Ruang saat Wabah

Kamis, 07 Mei 2020 | 04:00 WIB
Para Ilmuwan Desak WHO Terapkan Standar Kelembaban Ruang saat Wabah
Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan, termasuk para ahli dari Harvard dan Yale meluncurkan petisi pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan panduan tentang kualitas udara dalam ruangan saat melawan virus corona.

“Karena Covid-19 terus memberikan tekanan pada sistem kesehatan dan ekonomi secara global, kelompok ini meminta WHO untuk meninjau penelitian ekstensif yang menunjukkan tingkat kelembaban dalam ruangan antara 40 - 60 persen kelembaban relatif (RH)," kata kelompok ilmuan seperti yang dikutip dari New York Post.

"Ini adalah ambang batas optimal untuk menghambat penyebaran virus pernapasan seperti influenza, ambang batas tersebut bisa turun saat musim dingin,” tambahnya.

Kelembaban relatif mengukur uap air relatif terhadap suhu udara.

Baca Juga: Didi Kempot Mualaf, Betrand Peto Kena Santet?

Melansir dari New York Post, para ilmuwan ingin WHO memperkenalkan pedoman yang jelas tentang tingkat kelembaban relatif yang lebih rendah untuk bangunan umum.

“Sembilan puluh persen dari kehidupan kita di negara maju dihabiskan di dalam ruangan yang berdekatan satu sama lain," kata Prof. Dr. Akiko Iwasaki Ph.D., dari Universitas Yale.

"Ketika udara luar yang dingin dengan sedikit kelembaban dipanaskan di dalam ruangan, kelembaban relatif udara turun menjadi sekitar 20 persen. Udara kering ini memberikan jalur yang jelas untuk virus di udara, termasuk Covid-19,” tambahnya.

"Itulah sebabnya saya merekomendasikan pelembab udara selama musim dingin dan mengapa saya merasa dunia akan menjadi tempat yang lebih sehat jika semua bangunan publik kita menjaga udara dalam ruangan mereka pada 40 hingga 60 persen RH," kata Iwasaki.

Menurut Dr. Stephanie Taylor, konsultan pengendalian infeksi di Harvard Medical School dan dosen terkemuka ASHRAE, memperhatikan kelembaban udara menjadi penting terutama saat pandemi virus corona.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 Bikin Order GoFood Turun Drastis

“Mengingat krisis Covid-19, sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk mendengarkan bukti yang menunjukkan kelembaban optimal dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan kesehatan pernapasan," kata Taylor.

"Pedoman WHO tentang batas minimum kelembaban relatif untuk bangunan umum memiliki potensi untuk menetapkan standar baru udara dalam ruangan, meningkatkan kehidupan dan kesehatan jutaan orang," tambahnya.

Dalam sebuah studi baru-baru ini, para peneliti di Yale menjelaskan bahwa kelembaban dalam ruangan dapat memperlambat penyebaran virus corona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI