Duh, Perawatan ICU Pasien Covid-19 Disebut Bisa Memicu Gangguan Delirium

Rabu, 06 Mei 2020 | 17:55 WIB
Duh, Perawatan ICU Pasien Covid-19 Disebut Bisa Memicu Gangguan Delirium
Simulasi penanganan pasien yang terdeteksi Virus Corona di RS Margono Soekarjo Purwokerto. [Suara.com/Anang Firmansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Temuan baru menunjukkan pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan bisa mengalami delirium. Hal ini lebih sering terjadi pada mereka yang mendapat perawatan di intensive care unit alias ICU.

Meskipun COVID-19 secara khusus menargetkan paru-paru, kerusakan yang ditimbulkannya dapat meliputi organ utama lainnya, terutama otak.

“Banyak pasien COVID-19 telah dilaporkan memiliki gejala neurologis, seperti sakit kepala, kebingungan, kejang, dan bahkan stroke,” kata Dr. Halim Fadil, spesialis neurologis dan gangguan pergerakan di Texas Health Arlington Memorial Hospital pada Healthline.

Dilansir dari Heathline, penelitian baru menunjukkan bahwa pengobatan Covid-19 dengan alat bantuan hidup juga memicu gangguan delirium.

Baca Juga: Gerak Cepat, Bayern Diklaim Capai Kesepakatan Personal dengan Leroy Sane

"Delirium adalah perubahan akut dan berfluktuasi dari kesadaran dan kognisi," jelas Fadil.

Gejalanya meliputi halusinasi hingga kesulitan ingatan

Pengobatan untuk orang dengan gejala Covid-19 parah sering bergantung pada ventilator untuk membantu bernafas dan tetap hidup.

Namun, langkah-langkah penyelamatan itu juga mendatangkan efek samping yang meliputi kebingungan, ketidakmampuan untuk memahami apa yang terjadi di sekitar, dan ketidakmampuan untuk fokus.

Gejala itu umumnya mempengaruhi orang di unit perawatan intensif (ICU) dengan ventilator, gejala ini menunjukkan kondisi otak akut yang disebut "ICU Delirum".

Baca Juga: Viral! Ngamar dengan Wanita Lain, Polisi di Medan Digerebek Istri

"Pasien dengan delirium mungkin mengalami halusinasi pendengaran, halusinasi visual, disorientasi waktu dan ruang, agitasi, agresi, tingkat kesadaran yang berfluktuasi, dan gangguan siklus tidur-bangun," kata Dr. Kevin Conner, ahli saraf di Texas Health Arlington Memorial Hospital .

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI