PBB Khawatir, Pandemi Covid-19 Membuat Anak-anak Online Terus

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 06 Mei 2020 | 08:16 WIB
PBB Khawatir, Pandemi Covid-19 Membuat Anak-anak Online Terus
Ilustrasi belajar di rumah. [Antara Foto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan PBB Khawatir, Pandemi Covid-19 Membuat Anak-anak Online Terus

International Telecommunications Union (ITU) atau badan PBB yang mengurusi masalah teknologi dan jaringan, mengatakan anak-anak di dunia telah menghabiskan waktu di dunia maya lebih lama sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.

Keadaan tersebut dinilai mengkhawatirkan, karena sejak pandemi, anak-anak mengakses internet di usia muda dan hal tersebut berisiko membuat anak mengalami perundungan di dunia maya.

"Banyak anak yang terhubung dalam jaringan lebih awal dari keinginan orang tua mereka, dalam usia yang lebih muda dan tidak punya keterampilan yang dibutuhkan untuk melindungi diri mereka, apakah dari pelecehan daring atau perundungan," kata salah seorang direktur ITU, Doreen Bogdan-Martin, dikutip dari Reuters, Rabu (6/5/2020).

Baca Juga: Hasil Tes Swab Negatif, Warga Gunungkidul Sujud Syukur di Tugu Kalidadap

Lembaga yang berbasis di Jenewa, Swiss itu memperkirakan ada sekitar 1,5 miliar anak yang terpaksa tidak sekolah karena aturan penutupan wilayah seperti lockdown dan PSBB demi menghentikan penyebaran virus corona jenis baru tersebut.

Sebagai ganti waktu bersekolah, anak diminta belajar secara daring, juga untuk bersosialisasi dan melakukan hobi mereka.

ITU juga menyoroti waktu yang dihabiskan anak-anak untuk berselancar di dunia maya sehari-hari selain untuk belajar, misalnya bermain 'game' atau bersosialisasi.

Rencananya, ITU akan mempercepat peluncuran panduan untuk melindungi anak-anak di dunia maya dalam waktu dekat.

Selain itu, lembaga tersebut juga menggarisbawahi pandemi ini telah menciptakan "kesenjangan digital", yaitu ada orang-orang yang memiliki akses internet dan ada yang tidak.

Baca Juga: Ketua SPPI Korsel, Ari Purboyo: 14 ABK Long Xing Kini Juga Memprihatinkan

Padahal internet berpengaruh terhadap kegiatan belajar selama pandemi Covid-19. Jika tidak ada internet, kegiatan belajar anak akan sangat terganggu.

Dilansir Suara.com dari Antara, Bogdan-Martin juga menyatakan ITU sedang bekerja dengan lembaga PBB untuk memastikan anak-anak di seluruh dunia setidaknya bisa berkomunikasi lewat jaringan 2G.

ITU memperkirakan ada 3,6 miliar orang yang tidak punya akses ke internet, juga banyak orang yang harus mengeluarkan uang untuk bisa tersambung ke internet karena masalah koneksi yang kurang memadai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI