"Jadi, ketika Anda memberikannya pada puluhan ribu orang, Anda bisa melihat seberapa efektif itu. Anda bisa melihat betapa amannya itu. Dan kemudian (baru) Anda mendapat lisensi. Begitulah cara kerjanya."
Namun, Offit mengatakan semua ini tergantung pada apa yang ingin diterima masing-masing orang.
"Jika Anda masih panik karena virus membunuh 1.000 atau 2.000 orang setiap hari, maka Anda bersedia menerima beberapa tingkat risiko. Dan itu semua risiko versus manfaat dalam pengobatan, bukan?"
Di sisi lain, dalam menerima vaksin seperti ini orang juga harus mengelola harapan mereka dalam seberapa baik vaksin akan bekerja.
Baca Juga: Pemimpin Dunia Sepakat Galang Rp 120 T untuk Ciptakan Vaksin Virus Corona
"Ini adalah virus corona baru, jadi itu menjadi seperti virus corona lain di mana perlindungan, bahkan setelah terinfeksi, biasanya hanya akan bertahan selama beberapa tahun. Dan vaksin tidak akan melindungi Anda dari infeksi ulang tanpa gejala atau infeksi ringan dengan gejala ringan."
Itulah sebabnya Offit menganjurkan untuk tidak memberikan vaksin seperti ini kepada anak-anak sebelum produsen sangat yakin bahwa vaksin aman dan efektif.
"Jadi, lebih baik Anda memastikan bahwa produk yang dimiliki aman sebelum memasukkannya ke tubuh anak-anak," tandasnya.