Ngabuburit di Rumah, Coba 4 Latihan Fisik Ini Perkuat Imunitas saat Pandemi

Senin, 04 Mei 2020 | 14:15 WIB
Ngabuburit di Rumah, Coba 4 Latihan Fisik Ini Perkuat Imunitas saat Pandemi
Dokter Spesialis Olahraga, dr Michael Triangto membagikan 4 gerakan sederhana latihan fisik yang bisa dilakukan di rumah untuk memperkuat imunitas tubuh saat pandemi Covid-19. (Slim+Health Sports Therapy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Berikut 4 gerakan latihan fisik yang dibagikan oleh dr Michael Triangto, pendiri Slim+ Health, Sports Therapy.

Oya, sebelum melakukan latihan fisik, dr Michael mengingatkan untuk terlebih dahulu melakukan pemanasan agar tubuh siap saat melakukan latihan fisik, sehingga bisa menurunkan risiko cedera atau dampak lainnya yang bisa membahayakan tubuh.

1. Latihan skipping
Latihan aerobik skipping atau lompat tali ini bermnafaat untuk menjaga sekaligus meningkatkan kesehatan jantung dan paru.

Seperti diketahui virus corona Covid-19 bisa menyerang jantung dan paru-paru.

Baca Juga: 3 Gangguan Mental Park In Kyu, Tokoh di The World of The Married

Dokter Michael Triangto melakukan lompat tali alias skipping.
Dokter Michael Triangto melakukan lompat tali alias skipping.

Oleh karena itu, kesehatan jantung dan paru-paru harus dijaga. Caranya, selain menjaganya dengan pola makan sehat, latihan fisik salah satunya skipping juga bisa dilakukan.

Lompat tali sangat mudah dilakukan. Anda tinggal menyiapkan alat skipping, kedua tangan lalu memegang tali, kemudian putar tali ke arah belakang lalu depan diiringi kedua kaki yang melompat-lompat.Lakukan gerakan ini beberapa kali.

2. Latihan dips
Dips merupakan latihan anaerobik yang bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran.

Caranya mudah, duduklah di bibir kursi dengan kedua tangan masing-masing memegang samping kursi, lalu kedua kaki rapat memijak lantai.

Dokter Michael Triangto melakukan gerakan dips untuk melatih otot lengan. (Slim+Health Sports Therapy)
Dokter Michael Triangto melakukan gerakan dips untuk melatih otot lengan. (Slim+Health Sports Therapy)

Angkat tubuh bergerak maju hingga posisi bokong membelakangi kursi, lalu gerakan tubuh ke arah bawah, lalu ke atas. Lakukan gerakan ini beberapa kali.

Gerakan atau latihan fisik ini, selain untuk meningkatkan kebugaran juga sangat baik untuk melatih otot lengan.

Baca Juga: Prof Jackie Ying, Profesor Muslimah Penemu Rapid Test 5 Menit

3. Latihan crunch

Dokter Michael Triangto melakukan gerakan crunch posisi kaki mengangkat. (Slim+Health Sprts Therapy)
Dokter Michael Triangto melakukan gerakan crunch posisi kaki mengangkat. (Slim+Health Sprts Therapy)

Crunch juga merupakan latihan anaerobik yang sangat baik untuk melatih otot perut

Caranya, masih dalam posisi duduk di kursi, lalu kedua tangan masing-masing memegang samping kursi, sementara kedua kaki rapat ke bawah.

Angkat kaki hingga menekuk perut, lalu luruskan kembali ke bawah. Lakukan gerakan ini beberapa kali.

Dokter Michael Triangto melakukan gerakan crunch posisi kaki kebawah. (Slim+Health Sprts Therapy)
Dokter Michael Triangto melakukan gerakan crunch posisi kaki ke bawah. (Slim+Health Sprts Therapy)

4. Latihan push up
Latihan anaerobik push up yang biasanya dilakukan di lantai, bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan kursi seperti yang dilakukan dr Michael Triangto.

Caranya, berdirilah menghadap kursi, lalu letakkan kedua tangan masing-masing di kedua pegangan kursi. Kemudian, kedua kaki mundur beberapa langkah dengan posisi sekitar 45 derajat.

Setelah itu, lakukan gerakan push up beberapa kali. Gerakan push up ini bermanfaat untuk melatih otot dada.

Dokter Michael Triangto melakukan push up memanfaatkan kursi. (Slim+Health, Sports Therapy)
Dokter Michael Triangto melakukan push up memanfaatkan kursi. (Slim+Health, Sports Therapy)

Keempat gerakan atau latihan fisik tersebut dilakukan dalam intensitas ringan dan sedang. Tingkatan ini, kata dr Michael, aman bagi orang yang sedang menjalankan puasa, karena tidak akan membuat dehidrasi dan menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

"Cara mengetahui intensitas ringan atau sedang, dengan merasakan sendiri, apakah saat berolahraga kita sudah tidak bisa berbicara? Kalau kita sudah tak bisa berbicara saat olahraga, itu berarti sudah masuk intensitas tinggi, maka sebaiknya sudahi olahraganya," terang dr. Michael.

Dokter yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Kemayoran ini juga menyarankan, bagi yang menjalankan ibadah puasa sebaiknya latihan fisik ini dilakukan sore hari menjelang waktu berbuka puasa, sehingga saat latihan fisik selesai dilakukan tubuh bisa segera mendapatkan asupan cairan dan makanan agar berenergi lagi.

Adapun untuk durasi, sambung dia, berdasarkan rekomendasi WHO, olahraga dianjurkan dilakukan selama 150 menit dalam seminggu.

"Jadi, olahraga ini bisa dilakukan 3 hingga 4 kali dalam seminggu. Dalam satu kali olahraga durasi minimal 30 menit sudah cukup," jelas dr Michael.

Jangan lupa pula untuk membiasakan melakukan pendinginan setelah latihan fisik yang sangat bermanfaat untuk merilekskan tubuh, pikiran, otot dan sendi sehingga dapat meminimalkan risiko kram. 

Bagaimana, gampang kan caranya. Selamat mencoba!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI