Bill Gates: Pengembangan Vaksin Covid-19 Adalah yang Tercepat di Dunia

Sabtu, 02 Mei 2020 | 09:43 WIB
Bill Gates: Pengembangan Vaksin Covid-19 Adalah yang Tercepat di Dunia
Mantan CEO Microsoft, Bill Gates. [Instagram/@thisisbillgates]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak negara di seluruh dunia sedang berlomba mengembangkan vaksin Covid-19. Bill Gates, sebagai pemberi dana vaksin terbesar di dunia melalui yayasannya, mengatakan dunia akan kembali ke kondisi semula setelah obat atau ketika hampir setiap orang di seluruh dunia telah divaksinasi.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease AS, Anthony Fauci, mengatakan perlu waktu sekitar 18 bulan untuk mengembangkan virus corona baru.

Gates juga setuju hal itu, meski kemungkinan juga dapat terjadi dalam 9 bulan atau hingga dua tahun mendatang.

Dalam blog pribadinya, co-founder Microsoft ini mengatakan, apabila vaksin Covid-19 berhasil dikembangkan secara aman dan efektif dalam waktu 18 bulan, artinya ini akan menjadi waktu tercepat ilmuwan menciptakan vaksin baru.

Baca Juga: Bill Gates Sebut Ada 8 Sampai 10 Kandidat Vaksin Covid-19 yang Menjanjikan

"Pembangunan biasanya memakan waktu sekitar lima tahun. Setelah Anda memilih suatu penyakit untuk ditargetkan, Anda harus membuat vaksin dan mengujinya pada hewan. Kemudian Anda mulai menguji keamanan dan kemanjuran pada menusia," tulis Gates dalam gatesnotes.

Seorang apoteker memberikan suntikan kepada Jennifer Haller, dalam studi tahap pertama dari vaksin coronavirus pada 16 Maret 2020, di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle. (Foto: Ted S. Warren / AP / via npr.org)
Seorang apoteker memberikan suntikan kepada Jennifer Haller, dalam studi tahap pertama dari vaksin coronavirus pada 16 Maret 2020, di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle. (Foto: Ted S. Warren / AP / via npr.org)

Menurutnya, keamanan dan kemanjuran adalah dua tujuan paling penting.

"Beberapa efek samping kecil (seperti efek demam ringan atau nyeri di tempat suntikan) dapat diterima, tetapi Anda tidak ingin menyuntik orang dengan sesuatu yang dapat membuat mereka sakit."

Kamanjuran juga mencakup seberapa baik vaksin melindungi seseorang dari infeksi.

"Walaupun idealnya Anda menginginkan vaksin memiliki kemanjuran 100 persen, banyak yang tidak. Sebagai contoh, vaksin flu saat ini hanya efektif sekitar 45 persen."

Baca Juga: Vaksin Gratis untuk Hentikan Pandemi Covid-19, Mungkinkah Terjadi?

Gates menjelaskan bagaimana vaksin diuji untuk mendapat predikat aman dan manjur, yang harus melewati tiga fase uji coba:

- Fase satu adalah uji keamanan.

"Sekelompok kecil sukarelawan sehat mendapatkan kandidat vaksin. Anda mencoba berbagai dosis untuk menciptakan respons imun terkuat pada dosis efektif terendah tanpa efek samping yang serius."

- Setelah menentukan formula, beralih ke fase kedua, yang menunjukkan seberapa baik vaksin itu bekerja pada orang yang mendapatkannya.

"Kali ini, ratusan orang mendapatkan vaksin. Kohort ini harus mencakup orang-orang dari berbagai usia dan status kesehatan."

- Fase ketiga, ketika vaksin diberikan pada ribuan orang. Ini adalah fase terpanjang, karena terjadi dalam 'kondisi penyakit alami'.

"Anda memperkenalkannya kepada sekelompok besar orang yang kemungkinan sudah berisiko terinfeksi oleh patogen target (virus corona), dan kemudian menunggu dan melihat apakah vaksin mengurangi jumlah orang yang sakit."

Ilmuwan berlomba mencari vaksin covid-19 (DW Indonesia)
Ilmuwan berlomba mencari vaksin covid-19 (DW Indonesia)

Setelah melewati ketiga fase ini, pabrik akan memproduksinya dan diserahkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta berbagai lembaga pemerintah untuk disetujui.

Gates mengungkapkan, proses ini bekerja dengan baik untuk sebagian besar vaksin, tetapi waktu pengembangan normal tidak cukup baik.

Hingga 9 April 2020, tercatat ada 115 kandidat vaksin Covid-19. Dan menurut Gates, 8 hingga 10 dari kandidat tersebut terlihat sangat menjanjikan.

"Yayasan kami akan mengawasi semua vaksin untuk melihat apakah kami melewatkan yang memiliki karakteristik positif."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI