Diklaim Bisa Sembuhkan Pasien Corona, Plasma Darah Dijual di Pasar Gelap

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 02 Mei 2020 | 06:15 WIB
Diklaim Bisa Sembuhkan Pasien Corona, Plasma Darah Dijual di Pasar Gelap
Ilustrasi plasma darah hasil donor. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diklaim Bisa Sembuhkan Pasien Corona, Plasma Darah Dijual di Pasar Gelap

Plasma darah yang diklaim berasal dari pasien virus corona atau Covid-19 ditemukan dijual di pasar gelap (dark web) sebagai vaksin pengganti.

Para peneliti mengatakan darah itu hanya satu dari ratusan "produk" yang dijual oleh penjahat yang mencoba mengeksploitasi pandemi.

Dalam sebuah laporan oleh Australian Institute of Criminology (AIC), tim membuat penemuan mengejutkan hanya dalam satu hari dengan menelusuri dark web seperti dilansir dari The Sun. 

Seperti diketahui dark web adalah lapisan internet yang hanya dapat diakses melalui browser tertentu dan tidak diindeks oleh mesin pencari. Situs ini sering digunakan oleh penjahat untuk mengatur pasar online untuk barang-barang ilegal.

Baca Juga: Dokter Ungkap Adanya Fenomena Covid Toes, Ruam Pada Jari Kaki Pasien Corona

Plasma darah hasil donor. (Shutterstock)
Ilustrasi plasma darah hasil donor. (Shutterstock)

Obat dan vaksin coronavirus palsu dibanderol dengan harga masing-masing hingga 13.000 poundsterling atau setara Rp 2,4 miliar. Selain itu ada juga  sejumlah besar alat pelindung diri (APD) termasuk masker N95, sarung tangan bedah dan pakaian pelindung yang dijual di sana. 

Obat-obatan yang dirancang untuk penyakit lain juga dijual dengan klaim palsu bahwa mereka dapat melawan virus corona, seperti obat anti-malaria, hydroxychloroquine (hidroklorokuin) dan klorokuin (chloroquine).

Peneliti utama Rod Broadhurst mengatakan darah itu akan digunakan untuk menyuntikkan seseorang yang mungkin berisiko terkena virus.

"Saya pikir itu adalah vaksinasi pasif, di mana plasma darah pasien Covid-19 yang pulih diambil untuk antibodi dan yang kemudian digunakan untuk menyuntikkan ke seseorang yang mungkin berisiko Covid-19," Broadhurst.

Dari 645 vendor yang ditemukan menjual produk palsu oleh AIC, 394 berada di Amerika Serikat, dengan 39 di Uni Eropa, 17 di Inggris dan tiga di Cina dan Australia. Mereka juga mengklaim bisa mengirim barang tersebut hanya dalam semalam.

Baca Juga: Kata Sains Soal Bahaya Teori Konspirasi Covid-19, Bagaimana Mengatasinya?

Dalam penelitian lain oleh analis Ghost Data, lebih dari 10.000 akun Instagram ditemukan menjual produk Covid-19. Akun itu banyak terhubung dengan China.

Beberapa akun telah menjual barang-barang fashion seperti sepatu olahraga sebelum tiba-tiba beralih ke APD dan perlengkapan kesehatan untuk mendapatkan uang tunai.

Para ilmuwan meyakini bahwa vaksin mungkin hanya baru tersedia sampai satu tahun ke depan. Sehingga, siapa pun yang menggembar-gemborkan untuk menjualnya secara online kemungkinan besar adalah penipu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI